IHSG dipengaruhi spekulasi melambatnya ekonomi Eropa
Merdeka.com - Awal pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak datar (mixed). IHSG berada di kisaran support-resistance level 4.403-4.461.
"Perdagangan hari ini akan dipengaruhi oleh sentimen spekulasi bahwa ECB akan memotong tingkat suku bunga yang menandakan pertumbuhan di Eropa mulai melambat," ujar Analis Sinarmas Sekuritas, Christadi Rheza Mihardja, dalam riset hariannya, Jakarta, Senin (4/11).
Selain itu, indeks juga akan dipengaruhi oleh data ISM manufacturing index US yang diperkirakan akan mengalami penurunan ke level 55. Dari China akan dirilis data non-manufacturing PMI. Hari ini juga akan dirilis juga data manufacturing PMI Euro Area.
Sentimen positif dari dalam negeri berasal dari angka inflasi bulan Oktober yang ternyata lebih baik dari estimasi sebelumnya sebesar 0,09 persen (MoM) vs 0,2 persen (MoM) Namun, neraca perdagangan bulan September kembali mencatatkan defisit sebesar USD 0.66 miliar.
Adapun saham-saham yang diperkirakan akan bergerak menguat adalah PT Astra Agro Lestrari Tbk (AALI), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Sebelumnya sepanjang perdagangan akhir pekan Jumat (1/11) IHSG menyentuh level 4547,35 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4432,59 (level terendahnya) di akhir sesi 2 dan berakhir di level 4432,59. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Erick mencontohkan inflasi AS sebesar 3,5 persen membuat langkah the Fed menurunkan suku bunga acuan
Baca SelengkapnyaInvestor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca Selengkapnya