IEA: Pemangkasan subsidi BBM efektif mendorong energi terbarukan
Merdeka.com - International Energy Agency (IEA) meluncurkan laporan khusus energi dan polusi udara dalam World Energy Outlook 2016. Dalam peluncuran ini, IEA mendukung kebijakan pemerintah Indonesia dalam memangkas subsidi energi, khususnya pada bidang energi fosil seperti Premium.
Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol mengatakan, kebijakan ini nantinya mampu mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan bagi Indonesia. Sebab, tingginya harga energi fosil secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap pengalihan penggunaan energi bagi Indonesia.
"Saya mengikuti perkembangan sektor energi di Indonesia, saya sangat encourage (mendorong) reformasi energi di Indonesia dengan memotong subsidi untuk sektor yang lebih efektif," ujarnya saat acara Indonesia Launch of WEO, di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (19/7).
Menurut Fatih, Indonesia merupakan negara yang sangat penting bagi pengembangan sektor energi baru dan terbarukan. Mengingat besarannya jumlah penduduk di Indonesia tentu akan sangat berdampak terhadap cadangan energi fosil yang tersedia.
Apalagi sektor energi prioritas seperti bahan bakar minyak yang dapat menjadi substitusi bagi penggunaan BBM jenis Premium dan Solar.
"Indonesia merupakan negara dengan major consumer, dan major producer. Untuk itu butuh efisiensi sektor energi yang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelas dia.
Peluncuran ini turut dihadiri oleh Menteri ESDM Sudirman Said, pejabat eselon I Kementerian ESDM, dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah dan Pertamina telah menandatangani Kontrak Subsidi Energi 2024.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM mencatat, realisasi subsidi listrik di 2023 mencapai Rp64,02 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Kembali Gelar ISF 2024, Bawa 9 Topik Besar soal Transisi Energi hingga Ekonomi Biru
Baca SelengkapnyaPercepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaProgram transisi energi juga sejalan dan mendukung program pemerintah yang lain
Baca Selengkapnyakenaikan anggaran perlinsos tahun ini utamanya disumbang lebih besar oleh kenaikan anggaran subsidi energi dan pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga kini mempersiapkan diri untuk memenuhi lonjakan konsumsi energi saat Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran menilai penyesuaian subsidi energi bisa menjadi alternatif sebagai sumber pendanaan makan siang gratis.
Baca Selengkapnya