Hatta: Beli Inalum penting untuk kembangkan industri lokal
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pengambilalihan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) di Sumatera Utara ke pemerintah akan menguntungkan. Pasalnya, di masa depan Indonesia dapat mengurangi impor bahan jadi aluminium.
Apalagi, seiring peningkatan daya beli masyarakat, bahan jadi berbahan alumunium seperti rak buku, rangka rumah, hingga transmisi listrik, membutuhkan bahan logam dasar tersebut.
"Kenapa kita perjuangkan (pembelian Inalum) ya tentu saja, industri aluminium itu hilirnya besar sekali impor kita. Contoh untuk rak-rak buku, filing cabinet, rangka kusen, rangka untuk rumah. semua pakai aluminium. Sekarang listrik mulai, rangka transmisi. dan diperkirakan ke depan akan terus meningkat," ujar Hatta usai menggelar rapat Koordinasi di kantornya, Jakarta, Senin (24/6).
Menurut Hatta, saat ini Indonesia menjual bauksit sebagai bahan baku aluminium, kemudian Indonesia kembali mengimpor aluminium untuk kebutuhan masyarakat akan barang-barang jadi.
"Kalau kita terus jual bahan mentah bauksit dan impor aluminium, itu artinya ktia orang yang tidak bersyukur. itu bahasa lainnya alangkah bodohnya kita ini," tegas dia.
Saat ini, Indonesia hanya memiliki industri hulu bauksit, sementara industri hilirnya belum terbentuk. Oleh karena itu, pemerintah ingin mengambil alih Inalum tersebut untuk membangun industri hilir bauksit dalam negeri. "Kita ingin sampai hilir, industri hilir aluminium. hilir sekali bisa menjadi pesawat, industri panci, banyak," kata politikus PAN itu.
Hatta menambahkan saat ini hampir 40 juta ton bauksit yang dihasilkan dari dalam negeri di ekspor ke China sehingga pada 2014, pemerintah ingin memberhentikan ekspor tersebut dengan peningkatan nilai tambah. "Padahal sekarang kita ekspor 40 juta ton bauksit ke China. 2014 kita stop itu," paparnya.
Pembelian Inalum dari Nippon Asahan Aluminium (NAA) akan dirapatkan 3 Juli mendatang. Diperkirakan, perusahaan itu resmi menjadi milik pemerintah empat bulan kemudian.
Untuk mengakuisisi Inalum, pemerintah menggelontorkan dana Rp 7 triliun.
Inalum berdiri pada 1976, dengan 58 persen sahamnya dikuasai konsorsium 12 perusahaan Jepang, termasuk Mitsubishi Corporation. Pada 2012 penjualan aluminium jenis ingot dari Inalum mencapai 198.003 ton. Dengan rincian, diekspor ke Jepang sebesar 115.002 ton dan dipasok ke pasar domestik sebesar 83.001 ton.
Inalum merupakan satu-satunya perusahaan peleburan alumunium di Asia Tenggara yang memiliki fasilitas lengkap. Tim Pengambilalihan Inalum menyarankan sejak bertahun lalu, bahwa pemerintah dapat memanfaatkan pabrik ini sebagai fondasi integrasi industrialisasi di Indonesia.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Turunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaUpaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPerusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca SelengkapnyaSudah selayaknya industri yang mengolah bahan baku dari Indonesia berada di posisi strategis pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Baca SelengkapnyaKonsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini, Amalgam memproduksi miniatur mobil sport yang lebih mahal dari harga mobil asli. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaKontribusi tersebut diharapkan bisa menjadi modal utama untuk menarik lebih banyak investasi asing dengan tujuan dapat meningkatkan ekspor.
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca Selengkapnya