Harga Solar direncanakan naik mulai 1 April
Merdeka.com - Pemerintah memberi sinyal akan menaikkan harga BBM subsidi jenis Solar pada April mendatang. Kenaikan harga berkisar Rp 100-Rp 200 per liter.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan kenaikan harga harus dilakukan karena harga perolehan minyak terpengaruh pelemahan nilai tukar Rupiah.
"Seminggu ini harga relatif stabil, sedikit naik, turun sedikit, kemudian balik lagi. Tapi dolarnya yang menguat, itu yang harus kami kalkulasi lagi. Revisinya akan dilakukan akhir bulan ini," katanya seperti dilansir Antara, Rabu (18/3).
Pelemahan nilai tukar Rupiah menjadi faktor yang paling berperan dalam penentuan harga bahan bakar minyak ke depan. Pasalnya, harga minyak dunia sepanjang Maret tidak menunjukkan lonjakan. "Naiknya kira-kira tidak banyak, sekitar Rp 100 - Rp 200 mulai 1 April," katanya.
Kenaikan harga solar juga terjadi akibat kebijakan pemerintah soal peningkatan campuran bahan bakar nabati (BBN) 15 persen dalam tiap satu liter solar (B15).
Mandatori campuran nabati dalam solar sebelumnya ditetapkan sebesar 10 persen per liter. Peningkatan campuran nabati dalam solar dipastikan akan membuat harga jualnya naik karena masih mahalnya harga unsur nabati, yakni sekitar Rp 9.300 per liter.
"Dengan adanya BBN 15 persen, harga perolehannya akan naik. Meski ada subsidi, tapi implikasinya memang (harga) bisa naik," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaKarena dua faktor ini harga bawang merah bertahan mahal.
Baca SelengkapnyaHarga BBM kembali mengalami kenaikan per Februari 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaPertamina tentu memiliki perhitungan yang cermat, sebab review tiga bulanan harga BBM, memang berdasarkan rata-rata harga tertimbang.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengaku belum bisa menurunkannya karena ada tiga faktor besar yang membuat harga beras mahal.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca Selengkapnya