Harga minyak dunia naik usai melemahnya Dolar AS
Merdeka.com - Harga minyak dunia naik tipis pada Jumat (Sabtu pagi WIB). Kenaikan ini didukung melemahnya Dolar AS, namun membukukan penurunan mingguan kedua berturut-turut karena kelanjutan kelebihan pasokan global.
Dolar AS yang lebih lemah membuat minyak yang dihargakan dalam mata uang dolar lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,40 persen menjadi 93,031 pada akhir perdagangan.
Namun, harga minyak berada di bawah tekanan selama seminggu penuh karena investor khawatir bahwa kelebihan pasokan global akan bertahan mengingat kepatuhan produsen-produsen minyak utama untuk mengurangi produksinya tidak membaik.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September bertambah USD 0,23 menjadi menetap di USD 48,82 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober naik USD 0,20 menjadi ditutup pada USD 52,10 per barel di London ICE Futures Exchange.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaTujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaGula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.
Baca SelengkapnyaTernyata dolar bukanlah mata uang terkuat di antara 180 mata uang yang diakui sebagai alat pembayaran sah di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaNilai belanja militer itu naik 6,8 persen dari 2022 dan mencatat lompatan paling tajam sejak 2009, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.
Baca SelengkapnyaHal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.
Baca Selengkapnya