Harga minyak dunia anjlok, Repsol jual aset dan pecat karyawan
Merdeka.com - Anjloknya harga minyak dunia memukul perusahaan energi dunia. Bahkan, perusahaan besar seperti Repsol harus menjual aset serta memecat karyawannya.
Produsen minyak asal Spanyol, Repsol mengumumkan akan menjual lebih dari 6 miliar euro (USD 6,89 miliar ata setara Rp 93,3 triliun) aset perusahaan dan memangkas belanja modal untuk lima tahun mendatang. Hal ini dilakukan perusahaan untuk membayar utang dan membayar dividen pada investor. Repsol telah berkomitmen akan memberi dividen 1 euro per lembar sahap pada investor.
Dalam rencana strategisnya, Repsol berjanji akan memberikan dividen atau imbas hasil pada investor. Padahal, harga minyak dunia saat ini sangat rendah yaitu sekitar USD 50 per barel. Padahal, puncak harga minyak dunia pernah menyentuh USD 115 per barel.
Dilansir dari Financial Times, Repsol juga berencana akan memecat tenaga kerja secara global sebesar 6 persen selama tiga tahun ke depan.
Repsol adalah salah satu perusahaan energi terbesar di Eropa dan tidak bisa bertahan karena rendahnya harga minyak dunia. Harga minyak dunia anjlok karena melimpahnya pasokan AS dan lambatnya permintaan dari China. Selain itu, keputusan OPEC yang tidak mau mengurangi produksi juga memicu rendahnya harga minyak.
Keputusan mengejutkan ini diambil Repsol sesaat setelah perusahaan membeli perusahaan minyak Kanada, Talisman seharga USD 8,3 miliar. Kesepakatan ini membuat utang perusahaan membengkak.
Tujuan perusahaan saat ini adalah menjual aset hingga 6,2 miliar euro hingga 2020, termasuk eksplorasi dan produksi hilir. Total angka ini termasuk penjualan bagian unit pipa gasnya yang dilakukan bulan ini.
Belanja modal perusahaan juga akan dipotong tajam menjadi hanya USD 4,1 miliar pada 2020. Angka ini turun hampir 40 persen dari tahun lalu, di mana belanja modal perusahaan mencapai USD 6,7 miliar. Selain itu, Repsol juga menunda pengeluaran untuk proyek baru dan perusahaan berharap bisa mengantongi 2,1 miliar euro dalam tiga tahun ini.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov DKI Naikkan Pajak BBM, Pertamina Masih Tahan Harga
Menurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaHarga Komoditas Anjlok, Ekspor 2023 Diperkirakan Tak Setinggi Tahun Lalu
Tren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaPertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Tambun-Bekasi
Penemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usai Tertahan di Februari 2024, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Usai Pemilu?
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaAwali Tahun 2024, Pertamina Patra Niaga Sesuaikan Harga Pertamax Series & Dex Series
Penyesuaian ini mengikuti tren fluktuasi harga rata-rata publikasi minyak dunia.
Baca SelengkapnyaNaik 10 Persen, Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Tembus 566.000 Barel per Hari di 2023
Angka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaHarga Gas Murah Belum Terserap 100 Persen, SKK Migas Bongkar Penyebabnya
Pertama, ada faktor dari sisi hulu di mana rencana-rencana produksi mengalami kendala operasional.
Baca SelengkapnyaPengusaha Ritel: Harga Beras, Gula dan Minyak Goreng Sudah Mahal dari Produsen
Roy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jamin Tidak Ada Kenaikan Harga BBM Meski Minyak Dunia Mahal, Begini Penjelasannya
Menko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca Selengkapnya