Gubernur BI: Selama tiga tahun ke depan bakal terjadi perang kurs
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mengkhawatirkan terjadinya perang kurs (currency war) akibat rencana The Fed menaikkan suku bunga acuannya. Sebab diprediksi bakal menguatkan dolar Amerika Serikat terhadap mata uang lain.
"Justru yang saya lihat, tiga tahun ke depan akan terus ada currency war karena kalau program peningkatan bunga berjalan berkala akan berdampak ke mata uang negara lain. Mata uang negara lain antara satu dengan lain akan menjaga posisi kompetitif mata uangnya, tentu perlu kita antisipasi," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Senin (8/6).
Akibat rencana The Fed tersebut, kata Agus, banyak negara bersaing nilai tukar mata uangnya. Bank sentral berjanji menjaga stabilitas Rupiah menghadapi perang kurs.
"Namun kalau ada tekanan eksternal ya kita harus jaga stabilitas volatilitas dapat diterima dan tetap menjaga kepercayaan pasar," terangnya.
Sebelumnya, dalam asumsi makro ekonomi RAPBN 2016, Bank Indonesia (BI) memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 13.000-13.400 per USD. Prediksi itu mempertimbangkan sentimen global yang menekan nilai tukar rupiah. Rupiah diperkirakan makin melemah dibanding tahun sebelumnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Transaksi dalam mata uang asing melibatkan risiko nilai tukar.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri bertugas menangani seluruh tindak pidana asal dari pencucian uang.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaKonflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca Selengkapnya