Genjot industri, penaikan tarif bea masuk impor dinilai tak cukup
Merdeka.com - Penaikan tarif bea masuk impor barang konsumsi yang baru saja ditetapkan Kementerian Keuangan dinilai tak cukup untuk melindungi dan menggenjot pertumbuhan industri nasional. Kebijakan itu harus dibarengi strategi pengamanan industri dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
"Bea masuk harus ada kaitan dengan strategi sektor industri. Pilih dulu mana yang jadi prioritas," ujar Direktur Eksekutif Centre of Reform on Economic (Core) Indonesia Hendri Saparini, Jakarta, Selasa (28/7).
Sebagai contoh, lanjut Hendri, Kementerian Perdagangan bisa mengeluarkan paket kebijakan terkait daftar komoditas apa yang boleh dan tidak untuk diimpor.
"Jadi nggak cukup hanya dengan tarif, bisa dengan kebijakan mana yang bisa diimpor dan yang enggak? Sampai kapan bisa diimpor, lalu dipenuhi di dalam negeri? Baru akan ada optimisme di pasar," pungkasnya.
Direktur Penelitian Core Indonesia Mohammad Faisal mengatakan perekonomian nasional saat ini tengah melambat. Indikasiany terlihat dari penurunan penjualan kendaraan bermotor yang sudah terjadi pasca-Pemilu 2014.
"Kemudian juga konsumsi semen, itu meskipun sempat naik, tapi turun terus usai Pemilu tahun lalu. Bahkan untuk listrik dan PLN turun juga meskipun hanya 2,64 persen," tuturnya.
"Konsumsi masyarakat dan investasi turun signifikan. Sehingga diharapkan konsumsi pemerintah bisa berjalan dengan baik setelah ini."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.
Baca SelengkapnyaTambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, pertanian merupakan salah satu sektor yang memerlukan perhatian khusus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Salah satu aturan tersebut memberikan kewenangan kepada Bea Cukai untuk melakukan penataan kembali kebijakan impor dengan menggeser pengawasan impor
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaImpor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaBulog janji penugasan impor beras akan dikelola dengan baik untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran di pasaran.
Baca SelengkapnyaArief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaDalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.
Baca Selengkapnya