Fitch turunkan peringkat jadi CCC+, ini respons LPKR
Merdeka.com - Pada Jumat (2/11), Fitch menurunkan peringkat utang PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dari B ke CCC+. Perseroan menyesalkan keputusan Fitch yang menurunkan peringkat kredit LPKR.
Senior Manager Investor Relations LPKR, William Wijaya Utama, mengatakan perseroan memahami kekhawatiran Fitch mengenai likuiditas yang telah disampaikan pada bulan Mei tahun ini. Namun, LPKR disebut telah sukses menyelesaikan fase pertama dari rencana divestasi asset keseluruhan sejumlah Rp 6 triliun.
"LPKR telah sukses melaksanakan rencana divestasi asetnya dengan menyelesaikan penjualan First Reit Manager serta penjualan sebagian unit First Reit senilai Rp 2,2 triliun. Bila digabungkan dengan penjualan Lippo Mall Puri ke Lippo Mall REIT kami, dan penjualan sisa unit kami di First Reit, serta saham investasi kami di Rumah Sakit di Myanmar, Perseroan akan mengumpulkan dana tunai bersih lebih dari Rp 6 triliun," ujarnya di Jakarta, Selasa (6/11).
Selain itu, lanjutnya, LPKR dinilai memiliki posisi neraca yang kuat dan profil jatuh tempo utang yang panjang. Obligasi USD 75 juta yang akan jatuh tempo di Juni 2020, diikuti dengan obligasi USD 410 juta pada tahun 2022, dan sisanya obligasi USD 425 juta pada tahun 2026.
"Seluruh utang sekitar Rp 14 triliun dibandingkan dengan nilai aset perseroan sebesar Rp 53 triliun , yang memiliki potensi 20-30 persen lebih tinggi jika dinilai kembali dengan mencerminkan harga pasar pada saat ini," jelasnya.
Dia menambahkan, pada aspek model bisnis, LPKR telah mengembangkan perusahaan besar dengan pangsa pasar terdepan di beberapa sektor seperti rumah sakit/jasa layanan kesehatan melalui PT Siloam International (SILO), mal termasuk Lippo Mall Puri, pengembangan kota mandiri, hotel melalui Hotel Aryaduta, dan Manajemen Aset/REIT.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaDirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya
Sektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.
Baca SelengkapnyaPPATK Ungkap Transaksi Mencurigakan Triliunan Rupiah Jelang Pemilu 2024
Angka transaksi mencurigakan tersebut mencapai triliunan rupiah dari ribuan nama.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terima Banyak Keluhan dari Investor soal Kecepatan Investasi di IKN, Ini Arahan Jokowi ke Para Menteri
Jokowi juga memerintahkan agar status lahan bagi investor segera ditetapkan dan diperjelas. Basuki menuturkan Jokowi akan memonitor arahan-arahan tersebut.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaKondisi Perusahaan Membaik, PTPN I Bayar Santunan Hari Tua Rp550 Miliar ke Pensiunan
Sejak tahun 2019, Kinerja PTPN Group termasuk Regional 1 PTPN I (Eks PTPN II) menunjukan peningkatan.
Baca SelengkapnyaKPU: PPATK Bongkar Rekening Bendahara Parpol dengan Transaksi Keuangan Ratusan Miliar
KPU menerima surat dari PPATK terkait dugaan transaksi mencurigakan peserta Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaRaih Predikat Proper Biru dari KLHK, Ini Fakta Menarik PLTU Batang
PLTU Batang merupakan proyek dengan pola Kerjasama Pemerintah Swasta skala besar pertama dengan nilai investasi lebih dari USD 4 miliar.
Baca SelengkapnyaSanksi Pembatasan Kegiatan Usaha Dicabut OJK, Akulaku PayLater Kembali Salurkan Pembiayaan
Akulaku diminta meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik dan pelaksanaan manajemen risiko dalam menjalankan kegiatan usaha BNPL.
Baca Selengkapnya