Februari, harga BBM berpotensi kembali turun
Merdeka.com - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Februari berpotensi kembali menurun. Sebab, harga rata-rata minyak dunia saat ini berada di bawah USD 50 per barel.
"Kemungkinan bisa turun (bulan depan)," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di kantornya, Jakarta, Rabu (7/1).
Sebagai gambaran harga BBM bulan ini ditentukan berdasarkan harga rata-rata minyak dunia pada Desember berada di kisaran USD 50 per barel. Makanya, harga premium meski tak disubsidi lagi turun menjadi Rp 7.600 per liter dari sebelumnya Rp 8.500 per liter.
Sementara harga Solar turun Rp 7.250 per liter. Itu setelah pemerintah memberikan subsidi tetap Rp 1.000 per liter.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan harga keekonomian BBM dipengaruhi oleh harga patokan Means of Platts Singapore (MOPS) dan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
"Nanti bulan depan akan ditetapkan lagi. Tunggu saja akan ada penurunan berikutnya," tutur Sofyan.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPertamina tidak menaikkan harga BBM meski harga minyak dunia merangkak naik dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat melemah.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga BBM kembali mengalami kenaikan per Februari 2024.
Baca SelengkapnyaHarga Bahan Bakar Minyak (BBM) di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami penyesuaian.
Baca SelengkapnyaSetiap negara memiliki tingkat kemahalan bahan bakarnya. Berikut adalah daftar 10 negara dengan harga bahan bakar termahal.
Baca SelengkapnyaCak Imin meluruskan janji akan menggratiskan bahan bakar minyak (BBM).
Baca SelengkapnyaPertamina tentu memiliki perhitungan yang cermat, sebab review tiga bulanan harga BBM, memang berdasarkan rata-rata harga tertimbang.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca Selengkapnya