Faisal Basri ibaratkan subsidi BBM sebagai kanker ganas
Merdeka.com - Pengamat ekonomi Faisal Basri mengibaratkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai sebuah penyakit kanker dalam ekonomi Indonesia. Pasalnya, subsidi BBM telah menggerogoti kesehatan dana pembangunan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Cadangan minyak semakin sedikit. Di satu sisi produksi terus turun hingga capai 500.000 barel per hari dan konsumsi premium makin tinggi. Apa ini bukan kanker ganas," ujar Faisal Basri saat mengisi acara diskusi subsidi BBM di Double Bay Coffee and Resto Lounge Menteng, Jakarta, Minggu (7/9).
Akibat subsidi BBM ini, Faisal Basri menyebut jumlah defisit Indonesia saat ini mencapai angka USD 27 miliar. Menurutnya, angka ini sudah naik tujuh kali lipat dibanding sebelum pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Defisit SBY saat ini mencapai USD 27 miliar dan ini sudah naik 7 kali lipat selama SBY berkuasa. Tidak hanya BBM, tapi minyak mentah juga defisit. Impornya juga lebih tinggi dibandingkan produksi," kata Faisal.
Faisal mengatakan, apabila SBY tidak mau bertanggung jawab dengan jumlah defisit ini, pemerintahan Jokowi-JK ke depan tidak akan bisa menuju kemandirian. "Bagaimana mau mandiri kalo kondisinya seperti ini. Jadi tolonglah SBY naikkan harga BBM," ujar Faisal.
Subsidi BBM, lanjutnya, juga merupakan bom waktu bagi Indonesia. Dia mencontohkan bagaimana kondisi Yaman yang tidak mau menaikkan harga BBM dan tiba-tiba subsidi dikeluarkan 1/3 dari APBN-nya sehingga memunculkan kekacauan.
"Defisit ini akan dibayar dengan utang artinya ini kan bahaya. Kalau tidak disubsidi otomatis akan surplus APBN kita. Jangan sampai seperti Yaman lah" ujar Faisal.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cak Imin meluruskan janji akan menggratiskan bahan bakar minyak (BBM).
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran menilai penyesuaian subsidi energi bisa menjadi alternatif sebagai sumber pendanaan makan siang gratis.
Baca SelengkapnyaRencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Arifin mengatakan bahwa sebelum Juni 2024 akan dilakukan pembahasan mengenai perpres tersebut.
Baca SelengkapnyaPadahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan BBM bersubsidi lebih banyak dinikmati orang mampu dari pada keluarga yang tak mampu
Baca SelengkapnyaGerakan Pasar Murah Serentak Se-Sumsel (GPMSS) ini akan terus dilakukan hingga menjelang Idul Fitri mendatang dengan harga subsidi.
Baca SelengkapnyaLayanan ini sangat memiliki dampak yang positif karena adanya angkutan yang menjangkau daerah terdepan, terpencil, terluar dan perbatasan.
Baca Selengkapnya