ESDM: Kita kawal pembelian saham Newmont oleh Arifin Panigoro
Merdeka.com - Pengusaha nasional sekaligus pemilik Medco, Arifin Panigoro berencana mengambil alih 76 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Adapun nilai transaksi aksi korporasi tersebut mencapai USD 2,2 miliar.
Menteri ESDM, Sudirman Said mengaku telah mendengar rencana aksi korporasi tersebut. Pihaknya akan mengkaji rencana pengambilan saham tersebut.
"Kita akan kaji, saya yakin itu belum closed betul. Itu urusan business to business (b to b), tugas kita mengawal agar aturan dipenuhi. Menurut saya tidak ada yang luar biasa," ujarnya di Jakarta, Jumat (27/11).
Sementara pada kesempatan sama, Direktur Jendral Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot menambahkan Arifin belum melaporkan niatnya untuk mengambil alih saham tersebut, hanya saja jika aksi korporasi tersebut murni business to business maka tidak ada larangan.
"Belum dilaporkan, itu kan b to bo, silakan saja, nanti begitu deal lapor ke pemerintah," jelas dia.
Menurut Bambang, ketika masuk tahap kesepakatan pemegang saham terbesar harus melaporkan ke pemerintah. Nantinya, laporan tersebut seperti perubahan akte dan perubahan pemegang saham.
"Transfer saham kan bebas, kalau sudah selesai nanti lapor ke pemerintah," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, pemilik Medco, Arifin Panigoro, berniat menjadi pemilik Newmont Nusa Tenggara (NNT). Arifin ingin membeli 76 persen kepemilikan saham Newmont.
Adapun dana yang disiapkan untuk membeli saham mencapai USD 2,2 miliar atau setara Rp 30,1 triliun. Arifin berharap proses negosiasi bakal rampung sebelum akhir tahun.
"Saya lapor, karena Menko Rizal Ramli, menko yang membawahi pertambangan. Kita niat sudah ada pembicaraan dengan penjual, dengan Newmont, bahwa kita akan segera masuk," ujarnya saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Rabu (25/11).
Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menilai langkah yang diambil Arifin ini tindakan tepat di tengah penurunan harga komoditas dunia.
"Jadi Newmont dari Amerika Serikat sahamnya mau diambil alih. Saham Sumitomo (di Newmont) juga akan diambil alih. Kemudian, saham keluarga Jusuf Meruk (di Newmont) juga akan diambil alih," ujarnya.
Menurut Menko Rizal, langkah pengambilan saham Newmont ini juga bentuk inisiatif yang tepat untuk menunjukkan kekuatan nasional. "Kita apakah itu pemerintah, apakah itu BUMN, atau swasta seperti Pak Arifin ternyata bisa mampu mengelola tambang besar Newmont di Nusa Tenggara Barat," jelas dia.
Menko Rizal meminta jika rencana tersebut terealisasi maka wajib membangun pemurnian biji mineral (smelter) di Bukit Hijau Nusa Tenggara Barat (NTB). Di mana biaya pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan tersebut memakan dana mencapai USD 500 juta sampai USD 600 juta.
"Satu upaya secepat mungkin membangun smelter, kenapa? Kita kan ingin lebih nilai tambah yang lebih besar dan Pak Arifin tunjukkan rencana untuk membangun smelter, karena itu memang diwajibkan undang-undang minerba," ungkapnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Sosok Ferry Sunarto, Perancang Busana Langganan Para Jenderal, Salah Satunya Dudung Abdurachman
Ferry membagikan foto kebersamaannya dengan Jenderal Dudung Abdurachman yang terlihat gagah mengenakan kemeja hitam bercorak gold hasil karyanya.
Baca SelengkapnyaDiskon Pembelian Emas Diterima Budi Said Dinilai jadi Pintu Masuk Penyidikan Kejagung
Crazy Rich Surabaya, Budi Said terseret dugaan penipuan investasi pembelian emas Antam senilai Rp3,5 triliun
Baca SelengkapnyaKasus Impor Emas Rp189 T Belum Dituntaskan Satgas TPPU, Eks Penyidik KPK: Heboh di Awal, Mandek di Akhir
Menurutnya, dalam pengungkapan TPPU bukan sekedar perbuatan, tapi bagaimana mampu membongkar aliran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada 123 Emiten Antre Melantai di BEI, Siap Serok Dana Rp59,68 Triliun
Inarno bilang pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM Apresiasi Pertamina karena Optimalkan Layanan Jelang Nataru 2024
Menteri ESDM berdialog dengan manajemen dan pekerja Pertamina dan melihat langsung kesiapan Kilang Cilacap.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaUsai Tertahan di Februari 2024, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Usai Pemilu?
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaHarga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor
Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca SelengkapnyaPerkuat SDM, Pemkab Taliabu Gelar Bimtek Penatausahaan Keuangan Berbasis SPID
Aliong Mus pun mengucapkan rasa terima kasih kepada narasumber atas kesediaanya memberikan materi
Baca Selengkapnya