Ekspor turun, Darmin sebut Indonesia korban dari situasi dunia
Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penurunan ekspor Indonesia lebih disebabkan oleh pelemahan ekonomi dunia.
"Permintaannya terus turun jadi ekspor Indonesia turun terus. Jadi jangan dilihat dari kesalahan Indonesia. Indonesia korban situasi dunia yang kayak gini," kata Darmin di Jakarta, Rabu (15/6).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Mei lalu, ekspor Indonesia mencapai USD 11,51 miliar dan impor USD 11,14 miliar
Dengan demikian, neraca perdagangan surplus USD 375,6 juta. Namun itu menurun ketimbang surplus Mei tahun lalu sebesar USD 1,14 miliar.
"Itu bagusnya surplus. Yang tidak bagusnya itu dia ekspornya turun impornya juga turun, itu tidak bagus," kata Darmin.
Secara kumulatif (Januari-Mei 2016), neraca perdagangan surplus sebesar USD 2,7 miliar. Dimana ekspor tercatat sebesar USD 56,59 miliar dan impor sebesar USD 53,89 miliar.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengeluarkan aturan yang membolehkan pengerukan pasir laut, salah satunya untuk tujuan ekspor pada Mei 2023.
Baca SelengkapnyaAturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia
Baca SelengkapnyaDampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.
Baca SelengkapnyaPenurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaNilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyebut, permasalahan pangan di Indonesia dimulai ketika IMF 'melemahkan' peran Bulog.
Baca Selengkapnya