Ekonom: Rupiah bakal ambruk, BI takkan bisa berbuat apa-apa
Merdeka.com - Pemerintah menyepakati angka pertumbuhan ekonomi tahun depan di level 5,8 persen. Namun kondisinya tidak mudah. Ketidakpastian ekonomi global dan domestik dikhawatirkan membuat pasar keuangan melemah selama 6 bulan.
Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Hendranata menjelaskan, melemahnya pasar keuangan merupakan dampak naiknya suku bunga (BI Rate) yang kini berada di level 7,75 persen. Faktor lain, anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang masih di level Rp 12.00 per USD.
"Enam bulan pasar financial akan melemah, suku bunga dan rupiah. Pasar keuangan bergejolak, rupiah bergejolak, sekitar 6 bulan," ujarnya di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (3/12).
Anton menjelaskan, melemahnya nilai tukar Rupiah tidak lepas dari tingginya permintaan terhadap dolar AS di dalam negeri. Sedangkan pasokan minim. Ini membuat dolar AS terus menguat atas rupiah.
"Bahkan Bank Indonesia tidak dapat berbuat apa-apa terutama membuat kebijakan rupiah, karena ini memang sangat sulit," jelas dia.
Diakuinya, pelemahan terhadap nilai tukar Rupiah sudah terjadi sejak dua tahun terakhir. Dia melihatnya sebagai kewajaran.
"Memang seperti biasa dalam dua tahun Rupiah melemah, lalu menguat, tapi sayangnya di tahun ini tidak menguntungkan. Sehingga tahun depan Rupiah bisa mencapai Rp 12.300 per USD," jelas dia.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnya