Disumbang Tembakau, Pendapatan Cukai Tembus Rp57,7 Triliun di April 2020
Merdeka.com - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mencatat realisasi penerimaan Bea dan Cukai mencapai Rp57,7 triliun hingga April 2020. Angka tersebut sekitar 27,7 persen dari target yang ditetapkan pemerintah atau tumbuh sekitar 16,7 persen dibanding tahun lalu.
"Penerimaan Bea Cukai, realisasi Rp57,66 triliun ini 27,7 persen dari target APBN sesuai dengan Perpres 54 2020," ujar Suahasil dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu (20/5).
Pertumbuhan penerimaan cukai tahun ini sebagian besar disumbang oleh cukai tembakau. Cukai tembakau tercatat meningkat sebesar 25,08 persen. "Ini pertumbuhannya didorong oleh penerimaan dari cukai khususnya hasil tembakau meningkat 25,08 persen," jelasnya.
Sementara itu, bea masuk per kategori lapangan usaha, peningkatan bea masuk terjadi di sektor industri pengolahan, transportasi perusahaan logistik, pertanian. Di sisi lain penurunan bea masuk terjadi di perdagangan besar dan eceran, sektor pertambangan.
"Turun untuk alat angkut dan alat tambang, penerimaan bea masuk listrik juga menurun. Kalau bea keluar tekanan paling besar pertambangan itu share cukup tinggi 56 persen dari bea keluar," jelasnya.
Secara keseluruhan sektor yang tumbuh negatif adalah pertambangan karena larangan ekspor nikel. "Satu-satunya sektor alami growth negatif akibat turun produksi tembaga dan larangan ekspor nikel. sektor lain masih jalan," tandasnya.
Pendapatan Pajak
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan pajak hingga April 2020 mencapai Rp376,7 triliun. Angka ini tumbuh minus 3,1 persen dibandingkan periode yang sama di 2019 yang sebesar Rp 388,7 triliun.
"Penerimaan pajak -3,1 triliun dibanding tahun lalu. Per April 2020 (penerimaan) terkumpul Rp376,7 triliun," kata Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara dalam video conference di Jakarta, Rabu (20/5).
Suahasil menjelaskan, untuk PPh migas, realisasi sampai dengan April 2020 terkumpul sebesar Rp15,0 atau setara dengan 34,3 persen dari RAPBN 2020 yang sebesar Rp43,7 triliun.
Namun realisasi PPh migas pada April kali ini tercatat minus 32,3 persen dibandingkan posisi periode sama tahun lalu yang sebesar Rp22,2 triliun.
"PPh migas dengan penurunan harga migas cukup dalam, PPh migas terkontraksi 32,3 persen dibanding tahun lalu,," kata dia.
Sementara itu, untuk kategori pajak nonmigas, hingga April 2020 telah mencapai Rp361,7 triliun atau setara dengan 29,9 persen dari target dalam RAPBN 2020 sebesar Rp1.210.4 triliun.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penerapan pasal tembakau pada RPP Kesehatan akan menyebabkan penurunan penerimaan perpajakan hingga Rp52,08 triliun.
Baca SelengkapnyaSebab saat cukai naik terlalu tinggi, harga rokok pun langsung ikut meningkat.
Baca SelengkapnyaKelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Produk tembakau yang ada saat ini saja yaitu dalam PP Nomor 109 Tahun 2012 sudah cukup proporsional dan tetap bisa dijalankan.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaSamukrah mengingatkan bahwa terdapat jutaan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertembakauan.
Baca SelengkapnyaBea Cukai terus menjaga optimalisasi penerimaan negara serta meningkatkan kinerja pelayanan
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnya