Dirjen Bea Cukai tak ingin kebobolan
Merdeka.com - Dua instansi di bawah Kementerian Keuangan sama-sama menyerukan perlunya tambahan sumber daya manusia. Setelah sebelumnya, Direktorat Jenderal Pajak berkali-kali meminta 30.000 pegawai baru, kini giliran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang mengungkapkan hal yang sama.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Agung Kuswandono, menyatakan kebutuhan tambahan pegawai itu sangat wajar. Sebab, wilayah peredaran barang yang harus diawasi Bea Cukai, baik darat, laut, maupun udara, sangat luas. Hingga tahun ini, total pegawai kepabeanan di Indonesia sebanyak 10.500 orang.
"Kondisi sekarang jumlah pegawai kami sangat kurang. Tren penyelundupan bertambah, kejelian pegawai harus makin tinggi. Memang jumlah tenaga yang dibutuhkan enggak sedikit," ujarnya di Jakarta, Selasa (17/12).
Alasan lain, dilaksanakannya sistem pengawasan baru bernama Authorized Economic Operator (AEO). Program ini akan membuat proses kepabeanan antar negara lebih longgar.
Pengawasan bea cukai harus dilakukan tak lagi bertumpu pada pintu masuk resmi, seperti pelabuhan dan bandara. "Dengan AEO kan nanti semakin borderless. Kalau pegawai kita kurang, nanti bea cukai juga yang disalahkan, ditanya kok bolong? kenapa bisa kebobolan?" kata Agung.
Dari hitungan Ditjen Bea Cukai, tambahan pegawai ideal sebanyak 5.000 orang. Pada 2013, Agung mengaku sudah mengirimkan proposal, meminta rekrutmen 2.500 tenaga baru.
Namun, yang disetujui baru tambahan 950 orang alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), langsung ditempatkan di seluruh cabang bea cukai seluruh Indonesia.
Dia yakin tambahan pegawai bisa meningkatkan kinerja pihaknya. Agung mengklaim, dengan SDM sekarang saja Bea Cukai berhasil membongkar 4.087 kasus penyelundupan non-narkoba, dengan potensi penyelamatan kerugian negara sebesar Rp 265 miliar.
Dia pun mengklaim target penerimaan negara dari bea cukai sebesar Rp 153 triliun, hampir tercapai.
"Kita harapkan bisa nambah. Kecil saja. Kalau pajak kekurangan 30.000 orang, saya kurang 5.000 saja, saya rasa nanti sudah cukup," tandasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini momen keseruan Jenderal Dudung Abdurachman bareng sang cucu dengan naik becak.
Baca SelengkapnyaPemusnahan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Bea Cukai menjaga transparansi
Baca SelengkapnyaCucu para Jenderal TNI Teruskan Darah Militer, Sosok Sang Kakek Tak Sembarangan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jenderal bintang dua Polri itu kedapatan bersedekah kepada sosok tak terduga di jalanan.
Baca SelengkapnyaKata-kata pepatah yang berbunyi “kehidupan seperti roda sedang berputar” menggambarkan kehidupan Yati.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaMakin ketatnya persaingan di antara para pedagang bendera tak menyurutkan semangatnya berjualan.
Baca Selengkapnya