Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dilema Bahan Bakar Ramah Lingkungan di Indonesia

Dilema Bahan Bakar Ramah Lingkungan di Indonesia Uji Coba Penggunaan Bahan Bakar B30. ©2019 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - Direktur Eksekutif ReforMiner, Komaidi Notonegoro, menyatakan bahwa hubungan antara ekonomi dan lingkungan sering bertolak belakang. Salah satu contohnya adalah saat ini, ketika pandemi sedang meradang dan berdampak buruk ke roda perekonomian, hal ini justru jadi angin segar untuk perawatan lingkungan.

"Sebenarnya, kita harus memperhatikan dan kaji ulang kembali. Mau yang mana yang didahulukan, lingkungan atau perekonomian? Setiap pilihan tentu melahirkan konsekuensi yang besar," ujarnya pada sesi Dialog Publik bersama Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada Jumat (13/11).

Menurut Komaidi, pemerintah pusat memiliki fungsi yang besar dalam menyeimbangkan setiap aspek, baik lingkungan dan ekonomi. "Kalau memang mau mengedepankan lingkungan, pasti ada konsekuensinya. Bisa jadi biaya yang harus dikeluarkan juga bisa jadi lebih besar karena proses produksinya juga butuh biaya yang besar," ungkapnya.

Oleh karena itu, persoalan mengenai bahan bakar ramah lingkungan masih menjadi sebuah dilema sampai sekarang. Pada 2014, pemerintah sempat menghapuskan eksistensi bensin premium. Namun, menjelang 2018, bensin premium kembali dimunculkan dengan dalih meningkatkan daya beli masyarakat. Akhirnya, sampai saat ini, pemerintah masih menghadirkan bensin premium karena harganya yang murah dan punya pengaruh pada daya beli.

Namun demikian, mengedepankan aspek ekonomi tanpa mempertimbangkan kualitas lingkungan ke depannya dianggap kurang bijaksana. "Saya kira aspek lingkungan juga harus sejalan dengan aspek ekonomi. Tetapi, memang harus rasional juga dalam melihat setiap konsekuensi yang muncul. Sehingga, ketika kita bicara soal industri, ada upaya memberikan opsi yang lebih ramah lingkungan," paparnya.

Ragam Pilihan Solusi Win-Win

Opsi ramah lingkungan yang sekaligus dapat berdampak pada perekonomian adalah dengan mengadakan fasilitas transportasi massa yang baik. Sebab, bus besar yang bisa mengangkut sebanyak 100 orang dan memiliki gas buang emisi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kendaraan pribadi yang dikendarai oleh 100 orang. Oleh karena itu, memperbanyak transportasi massal bisa menjadi solusi.

Selain lewat kendaraan pribadi, emisi juga dihasilkan dari industri. Komaidi menilai, Indonesia memiliki sumber energi yang mumpuni sebagai substitusi yang bisa mendukung produksi di industri.

"Kita punya panas bumi sebesar 40 persen, tapi yang dipakai baru 4 persen. Jika hal ini bisa dimanfaatkan, maka industri bisa memanfaatkan non BBM sebagai pendukung produksinya," ujarnya.

Komaidi berharap, ke depannya Indonesia bisa menerapkan konsep ekonomi hijau. "Karena, yang terjadi saat ini bukanlah sebuah evolusi atau revolusi, melainkan sebuah transisi ekonomi. Kemungkinan menuju ekonomi hijau sangat mungkin, terlebih kita berada di wilayah tropis yang keberagaman sumber energinya ada banyak," tutup Komaidi.

Reporter Magang: Theniarti Ailin

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton

PLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton

Masyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.

Baca Selengkapnya
Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya
Kunjungi Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Bahan Bakar Pertama di Indonesia, Jokowi: Bisa Ganti Batu Bara 60 Ton per Hari

Kunjungi Fasilitas Pengolahan Sampah Jadi Bahan Bakar Pertama di Indonesia, Jokowi: Bisa Ganti Batu Bara 60 Ton per Hari

Selain pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan, SBI juga menerapkan ekonomi sirkular bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Koperasi Bermasalah Tak Tertangani, Menkop Teten Tagih Janji DPR Bahas Rancangan Undang-Undang Koperasi

Koperasi Bermasalah Tak Tertangani, Menkop Teten Tagih Janji DPR Bahas Rancangan Undang-Undang Koperasi

Operasional dan ekosistem kelembagaan koperasi sudah lama tidak dibenahi, meskipun koperasi dianggap sebagai pilar perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
⁠Contoh Permasalahan Lingkungan dan Solusinya, Cara Terbaik Antisipasi Bencana

⁠Contoh Permasalahan Lingkungan dan Solusinya, Cara Terbaik Antisipasi Bencana

Merdeka.com merangkum informasi tentang contoh permasalahan lingkungan hidup dan solusinya.

Baca Selengkapnya
Manfaatkan Lahan Guna Secara Optimal, Pakar Pertanian Apresiasi Kebijakan Pangan dan Pertanian Era Jokowi

Manfaatkan Lahan Guna Secara Optimal, Pakar Pertanian Apresiasi Kebijakan Pangan dan Pertanian Era Jokowi

Hal tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.

Baca Selengkapnya
7 Jenis Banjir dan Penjelasannya, Perlu Diwaspadai

7 Jenis Banjir dan Penjelasannya, Perlu Diwaspadai

Banjir merupakan bencana alam yang dapat menimbulkan dampak negatif yang luas dan serius bagi lingkungan, masyarakat, dan perekonomian.

Baca Selengkapnya
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan

Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan

Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya