DEN: Masih banyak cekungan migas di laut Indonesia belum terdata
Merdeka.com - Komite Eksplorasi Nasional (KEN) menghidupkan kembali Konsorsium Riset Migas Kelautan sebagai forum yang dapat mensinergikan dan meningkatkan kegiatan survei kelautan sebagai salah satu bagian kegiatan eksplorasi migas.
Ini juga merupakan upaya sosialisasi rekomendasi KEN untuk memajukan eksplorasi migas, minerba, dan panas bumi.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Andang Bachtiar mengatakan, data riset eksplorasi migas di laut sangat penting, sebab cadangan minyak dan gas (migas) Indonesia saat ini banyak berada di laut dan belum terdata.
"Jadi yang utama adalah riset atau eksplorasi migas jadi penting. Riset di laut jadi penting," kata Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Andang Bachtiar dalam diskusi tersebut.
Menurutnya, status cekungan migas Indonesia saat ini 70 persen berada di laut dan masih ada 33 persen area cekungan di laut itu yang tidak ada datanya sama sekali. Meski demikian, bukan berarti di 67 persen area cekungan laut yang sudah ada data seismiknya sudah dipahami kondisi sistem migasnya.
"Masih banyak pekerjaan rumah yang harus di lakukan untuk merapatkan data eksplorasi di daerah tersebut dan sekaligus mengevaluasinya," katanya.
Melihat tingginya cadangan migas di laut, pihaknya segera akan melakukan riset atau eksplorasi menggunakan kapal pemerintah. Dana riset akan menggunakan dari BUMN dan ditarget bisa selesai dalam dua bulan ini.
"Sehingga 2017 sudah berjalan. Khusus untuk migas kita perlu untuk terus jalan. Pak Luhut akan jadi pembina dalam eksplorasi migas. Ini agar riset kelautan bisa berjalan ke depan. Kita akan terus lakukan kegiatan bersama."
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaData Pelindo: Jumlah Pemudik Naik Kapal Tahun Ini Sama Seperti Sebelum Pandemi
Hadapi lonjakan pemudik, Pelindo siapkan sarana dan prasarana di pelabuhan Ciwandan sebagai alternatif pelabuhan Merak, Banten.
Baca SelengkapnyaMenyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaIzin Ekspor Pasir Laut Belum juga Dibuka Meski Sudah Dapat Izin Jokowi, Kemendag Buka Suara
Presiden Jokowi mengeluarkan aturan yang membolehkan pengerukan pasir laut, salah satunya untuk tujuan ekspor pada Mei 2023.
Baca SelengkapnyaGelombang di Perairan Bali Capai 2 Meter Dampak Cuaca Ekstrem, Masyarakat Hingga Nelayan Diminta Waspada
Oleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaPrabowo Lepas KRI dr Radjiman Kirim Bantuan ke Gaza: Saudara akan Melewati Kawasan Laut Berbahaya
Kapal akan mengarungi laut dan diprediksi mencapai waktu sekitar 52 hari perjalanan.
Baca SelengkapnyaMenkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaData Terbaru: Ini 10 Kota Terkaya di Dunia, Ada Indonesia?
Daftar terbaru kota terkaya di dunia tahun 2024 yang dirilis Times of India
Baca Selengkapnya