Daya saing ekonomi Vietnam bakal salip Indonesia pada 2015
Merdeka.com - Peningkatan daya saing Indonesia untuk mengejar pertumbuhan tinggi disebut tidak signifikan. Bahkan dalam waktu dekat, Vietnam diprediksi akan menggilas daya saing Indonesia.
Peneliti Pusat Peneliti Ekonomi (P2E) LIPI Latief Adam mengatakan, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, rekor daya saing Indonesia tidak terlalu bagus. Daya saing Indonesia hanya naik satu peringkat dari 129 ke 128.
"Kita menang dari Filipina dan Vietnam. Tapi dia (Vietnam) akan jadi kuda hitam. Kita tidak usah kaget 2015 justru tersalip sama Vietnam," ucap Latief dalam seminar LIPI di kantor pusat LIPI, Jakarta, Senin (23/12).
Topik pilihan: Neraca Perdagangan | rupiah
Menurut Latief, kondisi ini terjadi karena kelengahan pemerintah sendiri. Salah satunya adalah belum terselesaikannya masalah tumpang tindih perizinan serta masalah perpajakan di Indonesia. "Permasalahan itu sisi pemerintah itu sendiri," tegasnya.
Selain itu, rendahnya daya saing Indonesia karena komoditas ekspor yang tidak diprioritaskan. Dari 150 komoditas ekspor, 64 diantaranya dari sektor industri dan hanya 4 komoditas yang mempunyai daya saing, 28 stagnan, 12 komoditas mengalami penurunan daya saing serta 20 tidak berdaya saing sama sekali.
"Parahnya lagi sektor sektor yang mengalami penurunan itu dari labour intensif, kemudian mempersulit kita perekonomian Indonesia dalam mengejar target penurunan kemiskinan," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaSalah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca SelengkapnyaTujuan aturan ini untuk memudahkan pelaku usaha dalam mendukung peningkatan daya saing ekonomi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi menyoroti pentingnya kolaborasi sektor bisnis untuk mewujudkan visi bersama kedua negara.
Baca SelengkapnyaJokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaTujuan dari dilakukannya percepatan dalam hal pendaftaran tanah, di antaranya untuk memberikan kepastian hukum hak atas tanah masyarakat
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaAturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca Selengkapnya