Data BPS: Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Maluku, Terendah di Bali
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021. Capaian ini membuat Indonesia keluar dari perangkap resesi yang telah menjebak sejak kuartal III-2020 lalu.
Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan, keberhasilan lepas dari lubang resesi ini turut didukung pertumbuhan ekonomi positif secara spasial atau di masing-masing wilayah. Pulau Jawa sebagai kontributor terbesar perekonomian nasional tumbuh positif 7,88 persen.
"Jawa itu memberikan kontribusi atau share-nya dalam ekonomi nasional sebesar 57,92 persen, di mana Jawa tumbuh 7,88 persen," jelas Margo Yuwono dalam sesi teleconference, Kamis (5/8).
Pencapaian positif juga terjadi di Pulau Sumatera yang memiliki share 21,73 persen, dengan pertumbuhan ekonomi 5,27 persen. Diikuti Kalimantan dengan share 8,21 persen dan pertumbuhan ekonomi 6,28 persen.
Pertumbuhan ekonomi terkecil terjadi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Meski masih di angka positif, namun Bali dan Nusa Tenggara yang memiliki kontribusi 2,85 persen hanya tumbuh 3,70 persen.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi justru terjadi di kawasan Indonesia timur, seperti di Pulau Sulawesi dengan share 6,88 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh 8,51 persen.
Adapun capaian tertinggi terjadi pada kawasan Maluku dan Papua. "Sedangkan Maluku dan Papua dengan share ekonomi 2,41 persen mampu tumbuh 8,75 persen," ujar Margo Yuwono.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan data BPS, Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah berhasil membukukan pertumbuhan ekonomi dua digit pada 2023.
Baca SelengkapnyaIndikatornya antara lain adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencapai Rp 700 Miliar.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaJawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnya, jadi kita kaji pembangunan bandara di Buleleng, agar muncul titik pertumbuhan ekonomi baru." ujar Gibran
Baca Selengkapnya