Dampak Panama Papers, ekonomi terancam saat banyak dana pulang ke RI
Merdeka.com - Bocornya data dokumen 'Panama Papers' dari firma hukum internasional Mossack Fonseca dikhawatirkan berdampak buruk pada perekonomian Indonesia. Pemerintah diminta waspada saat pengusaha Tanah Air justru berniat 'mengamankan' dananya ke Indonesia.
Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan pemerintah juga perlu melakukan berbagai upaya persiapan agar uang yang telah ditarik tidak membawa dampak negatif bagi Indonesia.
"Perekonomian kita justru akan bahaya kalau banyak duit yang pulang," kata Yustinus dalam diskusi di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu (9/4).
Dia menjelaskan, Rupiah akan menguat sangat tajam jika banyak valas kembali ke Indonesia. Hal ini dikhawatirkan akan melemahkan daya saing produk ekspor Indonesia.
Selain itu, perbankan harus melakukan penyesuaian dengan menurunkan suku bunga. "Kalau suku bunga bank turunnya terlalu cepat, bank bisa collapse. Bank itu bisa banyak yang bangkrut," imbuhnya.
Yustinus menambahkan, pemerintah juga harus mempersiapkan kebijakan terkait efek dari kepulangan uang ke Indonesia. "Kita tidak bisa nampung duit banyak, mau imbal hasil apa. Suku bunga kita nggak cukup ngasih mereka. SUN (surat utang negara) kita space-nya cuma Rp 300 triliun. Jadi jangan terlalu bombastis," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam Pandora Paper, mengungkap cara politisi, miliarder, dan selebritas berpengaruh memanfaatkan rekening luar negeri.
Baca SelengkapnyaSebanyak 21 dugaan tindak pidana Pemilu di seluruh Indonesia dilimpahkan ke Polri. Kasus itu merupakan bagian dari 114 laporan yang diterima Bawaslu.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca SelengkapnyaJika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.
Baca SelengkapnyaAngka transaksi mencurigakan tersebut mencapai triliunan rupiah dari ribuan nama.
Baca Selengkapnya