Dalam 40 tahun, IHSG di Indonesia meningkat hingga 5.000 persen
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengapresiasi perkembangan Pasar Modal Indonesia yang saat ini sudah berkembang sangat pesat. Di mana dalam kurun waktu 40 tahun, IHSG meningkat hingga 5.000 persen.
"Jika kita menoleh ke belakang 4 dasawarsa lalu, pada tahun 1977 IHSG baru berada di level 98,00 sementara per 11 Agustus kemarin IHSG sudah berada di level 5.766,13, atau meningkat lebih dari 5000 persen," kata Wimboh, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (13/8).
Sementara itu, lanjutnya, nilai kapitalisasi pasar yang pada tahun 1977 baru mencapai Rp 2,73 miliar meningkat 200.000 persen menjadi Rp 6.319,55 triliun per 11 Agustus 2017.
"Pada saat itu mungkin tidak terbayangkan oleh kita, bahwa pasar modal Indonesia akan berkembang sedemikian pesat dan bahkan saat ini mulai disejajarkan dengan beberapa negara maju baik di kawasan ASEAN maupun dunia," ujarnya.
Saat ini, kata Wimboh, Pasar Modal Indonesia juga sudah menjadi salah satu tujuan investasi yang menarik bagi para investor baik dalam maupun luar negeri. Dalam 5 tahun terakhir, jumlah dana yang berhasil dihimpun berbagai perusahaan dari pasar modal, baik melalui penerbitan saham maupun obligasi korporasi, nilainya telah mencapai Rp 622 triliun.
Sementara nilai kapitalisasinya hingga saat ini telah mencapai lebih dari Rp6000 triliun. Peningkatan selama 5 tahun ini telah mencapai lebih dari 40 persen dan peningkatan ini sekaligus menunjukkan peningkatan peran pasar modal dan potensi perkembangannya dalam memenuhi kebutuhan pendanaan tidak hanya bagi banyak perusahaan di Indonesia namun juga bagi pemerintah.
Untuk itu, pihaknya terus mendorong agar berbagai perusahaan lain baik domestik (BUMN dan Non BUMN) maupun perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia untuk memanfaatkan pasar modal Indonesia, sebagai tempat untuk memobilisasi dana investasi baik dari dalam maupun luar negeri.
Selain itu, OJK juga telah mengeluarkan berbagai kebijakan strategis di bidang pasar modal untuk mewujudkan hal tersebut. "Kita buka kesempatan seluas-luasnya kepada investor domestik (institusi dan retail) untuk menjadi pemegang saham dari berbagai perusahaan dimaksud," jelasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaMengejutkan, Ternyata 23,7 Persen Orang Dewasa di Indonesia Belum Punya Rekening Bank
Pada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaKemenag Minta Petugas Perlakukan Jemaah Haji Seperti Orang Tua Sendiri: Dalam Kondisi Apapun Jangan Dimarahi
Jemaah haji dengan latar belakang ini pun harus mendapatkan pelayanan khusus.
Baca SelengkapnyaDiresmikan Jokowi, Proyek Sistem Irigasi Gumbasa Telan Dana Rp256 Miliar Bisa Mengairi Sawah 12 Desa
Proyek sistem irigasi tersebut bermanfaat untuk mengairi sawah di 12 desa dan meningkatkan indeks Pertanaman (IP) di Kabupaten Sigi.
Baca SelengkapnyaOJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Melalui Pesantren
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaKonglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca Selengkapnya