Dahlan minta pembatasan BBM diprioritaskan untuk solar
Merdeka.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengusulkan kepada pemerintah agar pemasangan alat pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi atau radio frequency identification (RFID) lebih diprioritaskan kepada BBM bersubsidi jenis solar.
Menurut Dahlan, jika awalnya pemerintah menerapkan teknologi RFID lebih diprioritaskan untuk wilayah Jabodetabek, sebaiknya diterapkan di seluruh Indonesia.
"Saya mengusulkan penerapan alat pembatasan BBM tersebut diprioritaskan untuk BBM jenis solar dulu dan itu ditempatkan di daerah yang minat solarnya lebih banyak," ujar Dahlan, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (24/4) malam.
Dahlan mengaku, usulnya itu akhirnya dapat diterima oleh jajaran koordinasi kementerian-kementerian ekonomi. "Usulan saya akhirnya pun diterima," tukasnya.
Sambil menunggu penerapan RFID di seluruh Indonesia, pihak PT Pertamina (Persero) sudah menambah kuota BBM jenis solar untuk menghindari antrean panjang di beberapa daerah yang terjadi beberapa waktu lalu.
Dahlan menilai terjadinya antrean kendaraan untuk mendapatkan BBM jenis solar beberapa waktu lalu bukan disebabkan oleh penimbunan, tetapi karena adanya perputaran solar yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Adanya perputaran solar, jadi antre untuk beli kemudian dijual karena harganya juga beda ketika dijual kembali," ujar Dahlan.
Pemerintah telah merencanakan untuk memasang alat RFID mulai 1 Juli nanti untuk daerah Jabodetabek. Hal itu dilanjutkan di beberapa daerah di Indonesia.
(mdk/rin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aturan baru nantinya akan memuat kategori kendaraan apa saja yang boleh menggunakan Pertalite dan Solar.
Baca SelengkapnyaMasa kampanye pemilu 2024 akan berakhir pada Sabtu, 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaDua pengendara sepeda motor tewas setelah terjatuh akibat BBM solar yang tumpah di Jalan Mr Wuryanto atau tikungan Pengkol, Gunungpati, Semarang, Kamis (29/2).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Walaupun letaknya tidak jauh dari Atambua ibu kota Kabupaten Belu, namun dusun ini belum menikmati infrastruktur jalan, air bersih apalagi listrik.
Baca SelengkapnyaSumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.
Baca SelengkapnyaPemantauan dilakukan secara langsung ke lapangan dan juga secara sistem digital melalui PIEDCC.
Baca Selengkapnya"Kami sudah menerjunkan personel untuk melakukan penyelidikan. Sedangkan kami telah mengantongi identitas pemilik gudang," ungkap Puji.
Baca SelengkapnyaDengan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai melalui penggunaan kemasan ramah lingkungan ini, diharapkan dapat menurunkan emisi karbon.
Baca SelengkapnyaDugaan pelanggaran yang ditemukan itu berupa dugaan pelanggaran kampanye.
Baca Selengkapnya