Daftar Produk Paling Dicari dan Dijauhi Konsumen Indonesia Selama Pandemi Corona
Merdeka.com - PricewaterhouseCooper (PwC) memaparkan temuan surveinya terkait Global Consumer Insights 2020 bertema Before and After the Covid-19 Outbreak. Dari penelitian tersebut, PwC mengungkapkan ada lima produk yang paling banyak dicari dan ditinggalkan konsumen saat pandemi virus corona.
Retail and Consumer Leader PwC, Peter Hohtoulas, menyatakan yang paling banyak dibeli masyarakat Indonesia selama wabah pandemi yakni produk kesehatan. Sebaliknya, konsumen global lebih memilih membelanjakan uangnya untuk bahan makanan.
"Sebanyak 77 persen konsumen Indonesia pengeluarannya lebih ke produk kesehatan. Pada waktu bersamaan, 53 persen konsumen global condong beranjak pada bahan makanan," jelasnya dalam sesi teleconference, Kamis (13/8).
Berdasarkan data yang dimilikinya, bahan makanan menjadi produk kedua yang paling banyak diincar konsumen Indonesia saat ini, sebesar 67 persen. Diikuti produk hiburan dan media (54 persen), produk restoran dan makanan pesan antar (47 persen), dan perlengkapan rumah tangga (32 persen).
Sebagai perbandingan, produk kedua yang paling banyak dikonsumsi masyarakat global adalah hiburan dan media sebesar 36 persen. Lalu, bahan dan bahan makanan pelengkap (32 persen), makanan pesan antar (28 persen), dan perlengkapan rumah tangga (26 persen).
Produk Paling Dijauhi
Sebaliknya, Peter melanjutkan, terdapat lima produk yang paling banyak ditinggalkan oleh konsumen Indonesia selama masa pandemi ini. Antara lain baju dan alas kaki sebesar 32 persen, perlengkapan olahraga 27 persen, produk kecantikan 27 persen, perlengkapan kantor 25 persen, dan makanan pesan antar 22 persen.
Survei PwC juga memaparkan, sebanyak 51 persen konsumen global mengurangi pengeluaran pada belanja baju dan alas kaki. Kemudian, perlengkapan olahraga sebanyak 46 persen, makanan pesan antar 41 persen, perlengkapan kantor 26 persen, dan produk kecantikan 35 persen.
Peter menuturkan, survei PwC saat sebelum pandemi menunjukan, mayoritas konsumen Indonesia (51 persen) menghabiskan uang mereka untuk belanja. Namun, setelah pandemi pengeluaran paling besar konsumen Indonesia yakni alat kesehatan.
"Sebelum Maret 2020, kami bisa mengatakan setengah dari konsumen di Indonesia membelanjakan uang mereka untuk belanja, travelling, dan makan di luar. Tidak heran, karena saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 persen sehingga konsumen optimis," ujar Peter.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaPertamina memprediksi konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 6 persen secara agregat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Erika menambahkan, konsumsi Pertalite 2023 sebenarnya lebih tinggi dari 2022.
Baca Selengkapnyabagi konsumen Indonesia, belanja menjelang Idulfitri merupakan puncak musim belanja.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDepresiasi nilai tukar Rupiah tidak sampai mengganggu rantai pasok bahan baku produk milik perseroan.
Baca SelengkapnyaPadahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca Selengkapnya