Cuek ancaman boikot, Indonesia tak tergantung daging sapi Australia
Merdeka.com - Panasnya hubungan politik Indonesia-Australia usai dipindahkannya dua 'Bali Nine' ke Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, berdampak panjang. Australia meradang dan mengancam memboikot misi dagang dengan Indonesia.
Selama ini hubungan dagang Indonesia-Australia harmonis. Indonesia rajin mendatangkan daging impor dan sapi dari negeri kanguru. Ekspor sapi dan daging Australia ke Indonesia di tahun 2014 saja mencapai USD 682 juta. Nilai ini hampir 18 persen dari total ekspor sapi dan daging Australia ke seluruh dunia.
Jika hubungan dagang disetop, otomatis pasokan daging dan sapi dari Australia bakal berhenti. Juru bicara Asosiasi pedagang daging olahan atau National Meat Processor Association Indonesia (NAMPA) Hanifar tidak khawatir dengan ancaman Australia menghentikan misi dagang ke Indonesia.
"Kalau mereka benar seperti itu, menurut saya mereka yang akan terpukul. Jadi tidak bijak sebetulnya buat mereka," kata Hanifar kepada merdeka.com, Rabu (4/3).
Hanifar menjelaskan, selama ini Australia menjadi pemain tunggal pengimpor daging ke Indonesia. Sehingga, jika keran importasi daging dari Australia ditutup, tak menutup kemungkinan bakal terjadi gangguan terhadap stok dalam negeri.
"Tapi itu paling hanya satu atau dua bulan. Kalau pemerintah cepat mencari ganti tentu tidak akan lama terhambat," ucapnya.
Panasnya hubungan dengan Australia membuka kesempatan Indonesia mencari pasokan dari negara lain. "Prinsipnya kita dukung. Kita tidak harus tergantung pada daging asal Australia," ucapnya.
Indonesia tidak perlu takut terjadi krisis pasokan daging. Besarnya pasar dalam negeri menjadi magnet yang menggiurkan bagi negara lain. "Sudah ada beberapa (negara) yang tertarik. Pakistan, India dari dulu. Irlandia, Jepang juga Uruguay," tuturnya.
Soal kualitas, pemerintah bisa lebih selektif dalam pemilihan negara calon pengimpor daging ke Indonesia. Tidak hanya kualitas daging, tapi juga rumah potongnya.
Hanifar menilai, kelincahan dan ketelitian pemerintah memilih negara pengimpor daging, menentukan stabilitas pasokan untuk kebutuhan dalam negeri.
"Dengan kelincahan kita, kita bisa membuka pasar lain. Justru kita (Asosiasi) senang karena enggak tergantung dengan Australia saja," bebernya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaKalahkan Thailand dan Indonesia, Negara Ini Jadi Paling Populer di Asia Tenggara
Sepanjang tahun 2023 jumlah turis asing yang datang ke negara ini mencapai 29 juta kunjungan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Diwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau
Walaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeringkat Paspor Indonesia di Urutan Ke-66 Dunia, Kalah dari Timor Leste, Malaysia dan Thailand
Dalam indeks tersebut menampilkan pemegang paspor Indonesia bisa bebas masuk visa ke 78 negara.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaJokowi Ajak ASEAN dan Australia Perkuat Kemitraan di Usia Emas 50 Tahun
Jokowi mendorong penguatan kerja sama ekonomi dengan memperkuat integrasi ekonomi.
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Impor 3 Juta Ton Beras Tahun Depan, dari India dan Thailand
Impor beras ini ditujukan untuk mengamankan cadangan beras dalam negeri.
Baca SelengkapnyaTak Asal Dikupas, Begini Cara Makan Buah Salak yang Benar
Salak adalah buah yang biasanya ditemukan di negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand
Baca Selengkapnya