Cuaca tak menentu, produksi garam RI tak bisa terpenuhi
Merdeka.com - Tahun lalu, total produksi garam konsumsi nasional hanya 137.600 ton atau 4,6 persen dari target 3 juta ton. Di tahun ini, pemerintah menargetkan konsumsi nasional 3,2 juta ton.
Pengamat ekonomi Faisal Basri mengatakan, masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah faktor cuaca sehingga produksi garam konsumsi nasional tak memenuhi target. "Curah hujan yang tinggi penyebab utamanya. Dan alam tak ada yang bisa melawan," ujar Faisal di Jakarta, Selasa (10/1).
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Brahmantya Setyamurti Poerwadi, mengatakan, target di tahun 2016 tidak terealisasi lantaran terjadi musim kemarau basah. Alhasil, garam rakyat tidak maksimal produksinya.
"2016 itu musim kemarau basah. Sehingga, garam rakyat tidak maksimal produksinya. Memang faktor cuaca, pas kemarau justru malah basah (hujan)," kata Brahmantya.
Walaupun sempat ada rencana, menggunakan rumah prisma, tentu saja pembuatannya masih membutuhkan dana yang tidak sedikit. "Kalau pakai rumah prisma bisa. Tapi ada cost tambahan yang harus dikeluarkan," jelasnya.
Karena itu, pihaknya tengah berupaya mengatasi masalah tersebut. Salah satunya, melalui program Pengembangan Garam Rakyat (Pugar), kemudian intervensi pembuatan gudang garam nasional dan koperasi. Hal ini dilakukan agar para penambak bisa memenuhi kebutuhan tahunan.
"Kalau ada koperasi bisa menyimpan garam di gudang garam nasional dan melalui resi gudang, bisa mendapatkan fasilitas tunda bayar untuk modal petambak garam melakukan produksi secara continue," tegasnya.
Direktur Jasa Kelautan Riyanto Basuki, mengatakan bukan hanya masalah kemarau basah yang menyebabkan kegagalan panen tahun lalu. Menurutnya, sebagian tambak garam rakyat diduga beralih fungsi menjadi kolam ikan.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaAnomali cuaca itu membuat hasil panen yang biasanya menghasilkan 7 ton kini menjadi hanya 5 ton beras saja.
Baca SelengkapnyaWalau memiliki rasa yang lezat, konsumsi garam berlebih bisa jadi biang keladi munculnya masalah kesehatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengusaha menyoroti kinerja fungsi cukai yang tidak tercapai sebagai sumber penerimaan negara serta pengendalian konsumsi.
Baca SelengkapnyaCuaca adalah kondisi atmosfer di suatu wilayah pada suatu saat tertentu.
Baca SelengkapnyaPenting untuk memperhatikan batas maksimal konsumsi gula harian.
Baca SelengkapnyaMeskipun dikenal karena pahitnya, pare tetap diminati karena khasiatnya dan sebagian orang menikmati rasanya. Cara untuk menghilangkan pare pun sangat mudah.
Baca SelengkapnyaSebagai negara tropis, Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca Selengkapnya