CORE Sebut Stok Pipa Nasional Melimpah: Kemarahan Jokowi Sangat Wajar
Merdeka.com - Direktur riset Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai wajar aksi pemecatan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi terhadap salah satu pejabat PT Pertamina (Persero) yang terbukti melakukan impor pipa. Sebagaimana yang diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan beberapa waktu lalu.
"Saya kira kekecewaan atau bahkan kemarahan Pak Presiden (Jokowi) dan Pak Luhut sangat wajar ya," tuturnya saat dihubungi Merdeka.com, Jumat (12/3).
Piter mengungkapkan, seharusnya seluruh pejabat negara di republik ini bersatu padu untuk lebih mencintai aneka produk lokal, termasuk pipa. Apalagi, pemerintah sudah mensyaratkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sehingga sudah di jamin ketersediaannya.
"Baru saja Pak Presiden (Jokowi) mengampanyekan cinta produk Indonesia, ternyata untuk proyek strategis nasional pembangunan kilang justru kita impor pipa dari luar negeri. Padahal sudah ada kewajiban TKDN," ungkapnya.
Pun, apabila ketersediaan pipa yang dibutuhkan oleh Pertamina tidak ada di dalam negeri. Piter bilang, masih ada solusi lain ketimbang latah membuka keran impor, mengingat Indonesia masih punya industri yang bisa secara khusus melayani pembuatan pipa tertentu.
"Kalau seandainya memang ada pipa yang harus di impor dan karena di dalam negeri misalnya tidak ada, ini dikomunikasikan dulu, apakah benar tidak ada pipa tersebut?. Karena kita masih punya industri di dalam negeri yang saya kira kalau seandainya dibutuhkan masih bisa memenuhi permintaan (pipa) itu," terangnya.
Oleh karena itu, dia menyebut tidak ada alasan bagi Pertamina untuk membuka keran impor pipa saat ini. Hal ini demi melindungi kelangsungan bisnis industri pipa nasional. "Kita punya industri baja dalam negeri yang justru seharusnya di support. Kalau Kita terus impor industri dalam negeri tidak bisa tumbuh," ucap dia menekankan.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral
Perludem menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal presiden boleh berpihak di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaKisah Jokowi dan Ahok yang Kini Pisah Jalan
Alasan Ahok mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar fokus kampanye mendukung Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP Tepis Isu Ahok jadi Kuda Putih: Justru Mengejutkan Pak Jokowi
Ahok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kompak! Presiden Jokowi, Wapres Ma’ruf & Sejumlah Menteri Lapor SPT Pajak Bersama di Istana
Penyampaian SPT tahunan yang terlambat akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda, yakni Rp 100 ribu
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaIstana Jelaskan Alasan Jokowi Tak Pilih Prabowo Jadi Plt Menko Polhukam
Jokowi menunjuk Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian sebagai Plt Menko Polhukam.
Baca SelengkapnyaBicara Aturan Pemilu, PDIP Singgung Keanggotan Parpol Jokowi jika Ingin Turun Gunung Kampanye Pilpres
Keanggotaan partai politik Jokowi dipertanyakan setelah menyebut presiden boleh kampanye dan berpihak pada pasangan calon tertentu di pemilu.
Baca SelengkapnyaSoal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat
PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Pengusaha: Pilpres 2024 Lebih Adem, Tidak Perlu Khawatir
Presiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca Selengkapnya