Cerita rakyat Sumbawa jual sawah demi jadi penambang emas
Merdeka.com - Menambang atau mengolah emas menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat Sumbawa Barat, Provinsi NTB. Hal ini karena alam di Sumbawa banyak mengandung mineral berharga seperti emas, perak dan tembaga.
Salah satu penambang emas rakyat, Rusli mengaku banyak masyarakat tergoda untuk menambang dan mengolah bebatuan menjadi emas. Bahkan ada masyarakat yang rela jual sawah untuk mendapat modal membeli alat pengolahan emas.
"Saya pernah dapat Rp 300 juta dalam 3 minggu, gila itu. Bagaimana yang lain tidak tertarik. Waktu itu separuh kampung jual sawah liat saya sudah beli mobil. Saya bawa mobil gimana pantatnya enggak panas," ucap Rusli di Sumbawa Barat, NTB, Jumat (21/10).
Namun demikian, Rusli mengakui tidak semua penambang dan pengolah emas berhasil. Dari penuturannya, banyak diantara masyarakat yang bangkrut karena kandungan emas yang didapat sangat sedikit dari bebatuan yang diolah.
"Mana semua pada bangkrut. Naik turunnya cepat, meski lubang yang sama digali tapi barang ini gaib. Kalau rezeki sudah pasti dapat," tegasnya.
Rusli memberi masukan kepada siapa saja yang ingin berusaha harus fokus dan tidak boleh terburu-buru. Dia mengibaratkan mengejar emas itu seperti mengejar perempuan yang cantik. Semakin dikejar maka perempuan itu akan lari, namun jika didekati perlahan makan akan semakin dekat.
"Kita juga harus tahu proses mana dan teliti. Kalau memang sembarangan ya enggak bisa. Dan kita punya alat melihat material batuan itu bagus atau tidak, namanya dulang," katanya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaSetiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kedatangannya di Tanah Air, membuat Risma harus membayar sejumlah uang bea cukai yang totalnya sampai Rp360 juta. Ternyata ini yang dibawa.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaSaat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca SelengkapnyaBerawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami
Baca SelengkapnyaDari kasus ini polisi juga mendalami informasi peredaran sabu di salah satu lapas di Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaTengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Baca Selengkapnya