Pelajaran Karier dari Fandi Achmad, 5 Kali Pindah Kerja Sebelum Berusia 30 Tahun
Merdeka.com - Sering pindah kerja faktanya tak selalu berakhir buruk bagi perkembangan karir Anda. Sebaliknya, hal ini justru membawa sejumlah manfaat bagi diri Anda.
Seperti yang dialami pegawai di Kantor Staf Presiden RI Fandi Achmad. Dia mengaku telah lima kali pindah bekerja sebelum umurnya menginjak usia 30 tahun.
Dia menjelaskan, pindah bekerja sangat wajar dan boleh dilakukan. Namun satu hal yang penting, industri yang akan Anda geluti harus tetap sejalan dengan pekerjaan Anda sebelumnya. Ini agar riwayat pekerjaan Anda dapat dihargai mahal secara kualitas.
"Saya pindah industri dari private sector ke public sector itu aku dapat skill yang belum aku dapat kalau cuma di private sektor," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com pada acara Impact Talks di Universitas Atmajaya, Selasa (5/3).
Namun, dia mengingatkan seseorang harus memiliki target waktu. Misal, maksimal di umur berapa Anda harus sudah menentukan tujuan karir. "Tapi kita harus set timeline hidup. Misalnya before 30 aku set timeline harus nemuin passion. Dan di usia ke-25 saya sudah nemuin passion. Jadi kalau dilihat meski saya pindah-pindah pekerjaan, saya tetap in line dengan industrinya," ujarnya.
Pria yang berumur 29 tahun ini mengaku memang sangat tertarik dengan industri kebijakan publik. Dia pernah memperoleh research fellow dari Bank Indonesia (2011), bekerja sebagai economist di European Commission (2012), The Asean Secretary (2013), dan Economist Intern di World Trade Organization (WTO) Swiss pada Mei 2017.
Dia menjelaskan, dirinya sangat tertarik pada kebijakan publik khususnya di dunia perdagangan internasional. Adapun Fandy mengambil S1 Ekonomi di UGM dan S2 Kebijakan Publik di University of Michigan Amerika Serikat.
"Sebetulnya aku tertarik dengan perdagangan internasional, aku pernah intern di WTO Swiss. Itu organisasi dunia yang mengurusi kebijakan di bidang perdagangan internasional di Swiss. Sebelumnya juga pernah jadi Senior Manager di Maybank selama 9 bulan," ujarnya.
Saat ini, dirinya mengaku senang bekerja di Kantor Staf Presiden karena dapat terlibat langsung dalam pengambilan keputusan di bidang pemerintahan. Ke depan, kata dia, dirinya bercita-cita untuk menjadi anggota MPR khususnya yang menangani isu perdagangan internasional RI.
"Jadi di Kantor Staf Presiden saya mengurusi kebijakan-kebijakan di bidang-bidang industri. Sebenarnya saya lebih kepada industrinya ya, perdagangan internasional. Saya pengen jadi politisi di perdagangan internasional. Pengen jadi anggota MPR sehingga bisa jadi ekspert di perdagangan internasional," pungkasnya.
Sebagai informasi saja, Fandi Achmad juga pernah dapat pelatihan khusus dari Mckinsey dan merupakan Co-founder dari Young Leader for Indonesia (YLI).
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lumrah bagi seseorang untuk tidak disukai oleh semua orang, terutama di tempat kerja. Penting untuk mengenali ciri-ciri rekan kerja mungkin tidak menyukaimu.
Baca SelengkapnyaSejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.
Baca SelengkapnyaStudi terkini menunjukkan orang lebih menyukai menjadi pekerja lepas ketimbang sebagai pekerja formal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dari data kecelakaan saat arus mudik, temuan faktor kelelahan harus bisa dijadikan pelajaran bagi para pemudik.
Baca SelengkapnyaKeberadaan para pengrajin bawang di Kampung Jaha tak lepas dari peran Soeparno yang dianggap sebagai 'guru'.
Baca SelengkapnyaTren jumlah pendatang baru usai Lebaran atau arus balik adalah naik turun selama empat tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaAwalnya, ia menjalani profesi sebagai seorang satpam. Berkat kesungguhannya meraih cita-cita, pria itu berhasil mengubah nasibnya.
Baca SelengkapnyaDari 47 sektor pekerjaan yang dianalisa Indeed, sebanyak 41 pekerjaan menerapkan kelonggaran syarat pendidikan.
Baca SelengkapnyaDuta Besar RI untuk Inggris Desra Percaya terus mendorong optimalisasi peran diaspora Indonesia dalam membangun ekonomi berbasisinovasi.
Baca Selengkapnya