Cerita Bos Krakatau Steel Keluar dari Jerat Utang Perusahaan USD 2 Miliar
Merdeka.com - PT Krakatau Steel bertahun-tahun mengalami kerugian. Utang dalam dan luar negeri kian menumpuk. Investasi yang masuk tak banyak membantu perbaiki keadaan.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim mengaku sempat minta waktu satu tahun kepada perbankan dalam dan luar negeri untuk memohon pengajuan restrukturisasi kredit. Dia meminta agar perbankan bisa memberikan keringanan dan mengoptimalisasikan biaya bunga agar utang tak makin bengkak.
"Kita hampir 1 tahun menegosiasi dengan bank, baik itu bank dalam negeri maupun luar negeri," kata Silmy dalam Webinar Strategi Membangkitkan Kembali Sektor Industri di Indonesia, Jakarta, Kamis (29/4).
Silmy mengatakan, sejak dirinya didapuk sebagai Direktur Utama Krakatau Steel (KS) pendapatan perusahaan memang sedang mengalami penurunan. Investasi yang masuk tidak menumbuhkan pendapatan yang maksimal. Sampai tahun 2012 utang perusahaan mencapai USD 2 miliar.
Hasil negosiasi pun berbuah manis. Berbagai rencana kerja target bisnis yang diajukan KS akhirnya disetujui. Perusahaan baja ringan ini mendapatkan keringanan dan jumlah utang perusahaan akan terus membaik hingga tahun 2027 mendatang.
"Kondisi utang ini akan terus menurun sampai tahun 2027 nanti," kata dia.
Tahun 2019, Bos KS ini mulai melakukan proses digitalisasi. Semua pekerjaan dilakukan tanpa menggunakan dokumen fisik berupa kertas. Bahkan di tahun 2020 KS meluncurkan aplikasi jual beli produk besi baja perusahaan. Meski saat ini baru bisa melayani pemesanan produk, namun platform digital ini akan dikembangkan lebih jauh lagi nantinya.
"Desember 2020 kita launching crash mart, platform digital yang kita kembangkan buat bertransaksi," kata dia.
Efisiensi Perusahaan
Efisiensi juga dilakukan perusahaan. Krakatau Steel memangkas lebih dari setengah karyawannya. Jumlah karyawan KS tahun 2018 sebanyak 6.269 orang. Tahun 2020 dikurangi menjadi 3.0330. Hingga kuartal I-2021, jumlah karyawan kembali turun menjadi 2.998. Dia menargetkan akhir tahun ini jumlah karyawan akan berada akan turun menjadi sekitar 2.500 orang.
"Di akhir tahun ini, jumlah karyawan kami bisa sekitar 2.500 orang saja," kata dia.
Dia juga mulai mengubah bisnis model dengan menciptakan produk baja ringan dan atap baja untuk meningkatkan permintaan barang. Sebab salah satu akar masalah perusahaan karena permintaan produk yang rendah. "Jadi di lapangan sudah ada produk baja ringan dan baja atap KS. Kita mau main di produk premium," kata dia.
Dalam bisnis ini, KS tidak mengeluarkan investasi Rp1 pun karena memaksimalkan patner kerja yang ada selama ini. Sistem pengerjaan produk pun dilakukan seusai pesanan untuk mengurangi kelebihan produk.
"Investasi kita nol, risiko juga nol karena kita pakai bahan sendiri dan bekerja sama dengan pelanggan buat meningkat utilitas," katanya.
Hasilnya, produk baja ringan KS laris di pasaran. Produk premium ini pun mulai merambah hingga ke pasar Eropa yang selama pandemi tidak pernah disentuh. Penetrasi penjualan produk pun terus di genjot agar hasilnya makin optimal.
Bahkan sepanjang tahun 2020 volume penjualan mengalami peningkatan. Penjualan produk semakin baik di saat kondisi pasar menurun.
"Menariknya meksi pandemi tapi penjualan secara volume naik. Ketika market turun, kami malah bisa jual lebih baik," kata dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaSiswanto bercerita dia pernah mencoba segala macam usaha dan pekerjaan, namun belum ada yang bertahan lama.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kebun sawit terbesar di dunia seluas 586 ribu Ha dan diharapkan menyentuh 708 ribu Ha dalam satu dasawarsa.
Baca SelengkapnyaUntuk 1 kilogram sabu yang diedarkan imbalannya Rp20-30 juta
Baca SelengkapnyaTotal pinjaman 4 perusahaan ekspor tersebut mencapai Rp2,5 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaMelansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Baca SelengkapnyaPria tersebut berinisiatif untuk melakukan patungan demi membantu salah seorang temannya yang sedang kesulitan ekonomi.
Baca Selengkapnya