Canda Sri Mulyani Soal Kenaikan Suku Bunga: Bankir Menari di Atas Penderitaan Orang
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai tren kenaikan suku bunga yang tinggi banyak dikeluhkan masyarakat. Namun bagi para bankir hal ini justru sinyal positif untuk meraup keuntungan.
Dia menganalogikan kenaikan suku bunga membuat para bankir menari di atas penderitaan orang lain. Mengingat kenaikan suku bunga bisa memengaruhi bunga kredit bank. Sehingga beban bunga menjadi lebih besar bagi para debitur.
"Kalau bicara tentang interest rate naik itu Anda (bankir) sebetulnya malah menari-nari di atas penderitaan semua orang. Anda kayaknya wajahnya malah lebih bahagia gitu," ungkap Sri Mulyani saat memberikan sambutan di acara CEO Banking Forum di Jakarta, Senin (9/1).
Dia memperkirakan para bankir ini beranggapan pemerintah bisa mengelola dan menstabilkan ekonomi, sehingga kenaikan suku bunga ini tidak terlalu menjadi masalah bagi para debitur. "Selama ibu masih bisa mengelola dan menstabilkan ekonomi, interest rate naik, it's fine with us ibu, gitu kan?," ungkap Sri Mulyani, mencoba membaca pikiran bankir.
Sayangnya, hal tersebut tidak selalu berjalan sesuai harapan. Sri Mulyani mengatakan kenaikan suku bunga yang tinggi ini justru akan memengaruhi kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
"Cost of fund yang tinggi pasti akan memengaruhi kegiatan ekonomi secara menyeluruh," kata dia.
Dia menuturkan, selama tahun 2022, bank sentral Amerika Serikat The Fed telah menaikkan suku bunga 425 basis poin (bps), menjadi 4,5 persen di akhir tahun lalu. Kenaikan suku bunga acuan ini menjadi yang paling tinggi dan paling cepat sepanjang sejarah di negara Paman Sam tersebut.
Berbagai negara maju juga melakukan hal yang sama untuk mengendalikan inflasi di negaranya dengan menaikkan suku bunga acuan. Di Eropa, suku bunga naik 250 bps selama tahun 2022 menjadi 2,5 persen pada Desember 2022.
Respon yang sama juga dilakukan Indonesia. Sepanjang tahun 2022 Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 200 bps sehingga tingkat suku bunga menjadi 5,5 persen di akhir tahun 2022.
Sri Mulyani pun meminta para bankir untuk belajar dari fenomena, membaca data dan memahami konteks yang terjadi di masa lalu. Agar dalam menghadapi tahun 2023 ini tidak terkejut dan gagap dalam menghadapi berbagai kondisi sepanjang tahun ini.
"Saya berharap 2023 ini seluruh bankir meng-equipt dirinya meskipun 2022 dalam situasi yang tidak biasa," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap pertemuan pertama kali dengan Susi Pudjiastuti
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Isu mundurnya Sri Mulyani dari Menteri Keuangan dinilai hanya ‘digoreng’ pihak tertentu
Baca SelengkapnyaBank Indonesia yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada bulan April 2024.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca SelengkapnyaPosisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca Selengkapnya