Bursa saham AS akan capai titik jenuh, IHSG diprediksi bisa tembus 6.355
Merdeka.com - Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Prasetiantono, meyakini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bisa menguat dan melampaui 6.355. Dia mengatakan peluang menguatnya IHSG dipengaruhi kinerja harga saham di pasar modal AS, yang dalam penilaian akan memasuki titik jenuh.
"Saya yakin harga saham di bursa efek masih akan kembali ke rekor dia kan di 6.355 ya. Itu masih bisa kita dapat," ungkapnya ketika ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/7).
"Menurut saya masih punya peluang. Dipengaruhi terutama oleh IHSG Amerika. Saya yakin cepat atau lambat IHSG di New York akan jenuh. Mungkin sudah terjadi," tambah dia.
Tony mengatakan harga saham di pasar modal AS saat ini secara perlahan mengalami penurunan. Pada saat itu, investor akan mulai melirik kembali ke Indonesia.
"Dia pernah 26.600 di Februari, tapi sekarang sudah turun menjadi 25.900. Artinya pasar modal sekuat apapun akan menemukan titik jenuh. Saat itu kita akan mendapatkan manfaatnya," imbuh Tony.
Selain itu, kondisi politik dalam negeri pun mendukung. Situasi politik jelang pemilu yang diprediksi positif bakal membantu IHSG untuk kembali perkasa.
"Tantangan nya tidak gampang, karena tidak hanya dipengaruhi hal-hal ekonomi tapi juga oleh persepsi atau sentimen. Kalau situasi politik kita aman, menjelang pemilu 2019, maka itu akan membangkitkan confident atau trust sehingga IHSG bisa kembali ke atas 6.000," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Analis Bareksa merekomendasikan buy on breakout saham ESSA di rentang harga Rp600 hingga Rp640, dengan target harga ambil untung di Rp670 dan Rp710.
Baca SelengkapnyaNilai kapitalisasi pasar IHSG pada Desember 2023 lalu menyentuh Rp11.674 triliun.
Baca SelengkapnyaAdapun sebaran kendaraannya antara lain Tanggerang-Merak diprediksi sebanyak 3,5 juta kendaraan atau naik 3,6 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia naik peringkat dari urutan 114 ke 112
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaSejumlah lembaga survei menyatakan pasangan Prabowo-Gibran unggul dari hasil penghitungan cepat atau quick count.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnya