BUMN tunggu putusan tertulis BI soal lindung nilai
Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku menunggu keputusan tertulis terkait transaksi lindung nilai mata uang (hedging).Adanya putusan tertulis, bakal jadi rujukan bagi perusahaan negara untuk mengimplementasikannya.
"Pernyataan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo harus ada keputusan tertulisnya, sehingga kita tunggu saja ketegasan dalam dokumen," ujarnya di Jakarta, Jumat (19/9).
Dia mengapresiasi putusan antara Kementerian Keuangan, Bank Sentral, BKP dan Kepolisian, yang menegaskan kerugian hedging bukan kerugian negara dan ada pihak yang bertanggungjawab membiayai hedging.
"Kita tahu, selama ini bila BUMN hedging dan ada selisih, maka dianggap sebagai kerugian negara. Dan, fee hedging akan dimasukkan dalam APBN," jelas dia.
Dahlan menegaskan perusahaan pelat merah akan siap melaksanakan transaksi hedging sesuai dengan aturan yang baru. "Saya tidak punya wewenang. Namun, saya menyambut gembira keputusan bagus tersebut," ungkapnya.Saat ditanyakan terkait ketidakhadirannya dalam rakor hedging kemarin, Dahlan beralasan tidak mendapatkan informasinya. "Padahal, sehari sebelumnya saya di BPK. Saya tidak dapat info bahwa saya harus hadir dan teman-teman staf minta maaf kalau tidak menginformasikannya."
Sebagai informasi, Ketua BPK Rizal Djalil menuturkan, standar operasional prosedur (SOP) tentang hedging akan dilaporkan serta bakal meminta persetujuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum 20 Oktober 2014.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaSetiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaSelain daya beli masyarakat, masih ada tiga tantangan yang akan dihadapi usai kenaikan suku bunga acuan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaSesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaTelah lama hilang, namun jejak-jejak yang menjadi bukti keberadaan Selat Muria di masa lampau masih dapat dijumpai kini.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPemilu 2024 akan diselenggarakan secara serentak pada Rabu, 14 Februari 2024.
Baca Selengkapnya