Bukti paket kebijakan Najib Razak lebih efektif dibanding Jokowi
Merdeka.com - Ekonomi Indonesia dan Malaysia sama-sama dilanda masalah dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi dan anjloknya nilai tukar mata uang kedua negara terhadap dolar Amerika (USD). Masing-masing kepala negara mengeluarkan paket kebijakan untuk menyelamatkan ekonomi.
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan Paket Kebijakan September 1 pada Rabu (9/9) lalu. Meski demikian, paket kebijakan yang berisi deregulasi dan debirokratisasi ini belum efektif menaikkan kepercayaan investor.
Head of Research NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengakui pergerakan IHSG memang sempat menguat setelah pengumuman paket kebijakan. Namun, dia menilai pengumuman tersebut belum memberikan dampak positif secara signifikan dan lagipula diumumkan setelah market tutup.
"Pasar justru mencermati pemberian paket stimulus dari pemerintahan China untuk meredakan gejolak pasar yang terbukti mampu memberikan sentimen positif pada laju mata uang Asia. Rupiah pun memanfaatkan kondisi tersebut untuk dapat menguat," ujarnya beberapa waktu lalu.
Pada saat Jokowi mengumumkan paket kebijakan ekonomi, IHSG ditutup pada level 4.347. Namun, pasar tidak merespons secara positif terhadap paket tersebut. Hal itu terbukti pada penutupan IHSG pada tanggal 10 September, atau sehari setelah pengumuman paket kebijakan ekonomi yang malah turun ke level 4.343.
Berbeda dengan paket kebijakan Jokowi, Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak mengambil langkah lebih konkret. Salah satu kebijakan Najib adalah, pemerintah Malaysia akan menyuntik dana USD 4,6 miliar pada perusahaan investasi ekuitas pemerintah.
Dilansir dari CNBC, Najib akan menambah modal ke perusahaan ValueCap dan perusahaan ini akan berinvestasi kembali di perusahaan-perusahaan Malaysia yang sahamnya telah anjlok beberapa waktu ini.
Paket kebijakan Najib terbukti efektif karena bursa lokal Malaysia naik 36 poin atau 2,25 persen ke level 1.639. Kenaikan ini berkat pembelian yang kuat dari dana lokal.
Dilansir dari media Thestar, ini merupakan kenaikan harian terbesar yang dialami FBM Kuala Lumpur Composite Index (bursa saham Malaysia) dalam beberapa bulan terakhir. Kenaikan terjadi setelah Perdana Menteri mengumumkan beberapa langkah untuk menstabilkan pasar uang.
Menurut statistik, lembaga keuangan lokal Malaysia membeli saham RM 1,36 miliar dan aksi jual saham mencapai RM 1,26 miliar. Lembaga pengelola dana Malaysia merasa, langkah Najib Razak menyuntik dana ke ValueCap telah meningkatkan kepercayaan investor di pasar.
"Pengumuman pemerintah jelas meningkatkan kepercayaan investor," ucap Kepala Etiqa Insurace dan Kepela lembaga riset Takaful Chris Eng seperti dilansir dari Thestar di Jakarta, Selasa (15/9).
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurutnya, optimisme swasta berperan untuk menggerakan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2015, nasabah yang memanfaatkan program Mekaar sudah tembus 15 juta nasabah pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Estimasi investasi dari 2 negara tersebut diperkirakan mencapai Rp7 triliun.
Baca SelengkapnyaJokowi sudah lebih dari lima tahun tak melakukan kunjungan ke tiga negara tersebut.
Baca SelengkapnyaMelihat adanya investor asli Kalimantan Timur yang turut serta dalam pembangunan IKN, Jokowi pun menilai hal tersebut sangat baik.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan nasabah PNM yang begitu pesat hingga kini berada di angka 15,2 juta nasabah.
Baca SelengkapnyaJokowi silaturahmi dengan nasabah Permodalan Nasional Mardani Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar)
Baca SelengkapnyaJokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi.
Baca Selengkapnya