BRI tak keberatan cantumkan bunga kredit UMKM
Merdeka.com - PT Bank Rakyat Indonesia mengaku tidak keberatan mencantumkan suku bunga dasar kreditnya (SBDK) untuk sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Direktur Keuangan BRI Ahmad Baiquni mengatakan, pencantuman SBDK untuk UMKM akan menjadikan perbankan lebih transparan. "Sebenarnya kalau kita bicara publikasi SBDK sudah bukan baru. Dampaknya memang kecenderungan nasabah akan mendapatkan info yang lebih banyak," kata Baiquni di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Rabu (28/11).
Hal ini, kata Baiquni, menguntungkan karena nasabah bisa melihat secara langsung besaran bunga UMKM yang berlaku di BRI. "Dengan adanya ini, bagi BRI berharap menjadi peluang bagi kita, bunganya semakin kompetitif. Nasabah jadi tahu bunga kita paling rendah," ucap Baiquni.
Sedangkan untuk aturan minimum penyaluran kredit UMKM sebesar 20 persen, Baiquni menegaskan bahwa UMKM masih menjadi tumpuan bisnis perseroan. Ke depan, dengan penambahan cabang baru, teras, KCP (kantor cabang pembantu) diharapkan bisa menjaring lebih banyak nasabah UMKM. "Kami juga merekrut SDM khusus untuk melayani mikro," imbuhnya.
Sektor UMKM, kata Baiquni, masih sangat besar. Potensi UMKM di Indonesia kurang lebih masih 50 juta unit. Jumlah ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang 240 juta.
"Dari 50 juta itu, 45 juta usaha mikro. Sementara yang sudah punya akses ke bank itu baru 30 persen, sisanya itu unbank. Kalau kita bicara dalam kurun waktu 5 tahun, saya rasa tidak mengalami hambatan, apalagi BRI punya keunggulan di bidang itu," tutup Baiquni.
(mdk/rin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menjelaskan, selain mengurus aspek pembiayaan ke UMKM, BRI juga turut melakukan pendampingan.
Baca SelengkapnyaKemenKopUKM pun telah memanggil total 12 perbankan yang terbukti tidak menaati pedoman pelaksanaan KUR.
Baca SelengkapnyaDirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
pertumbuhan kredit dan pembiayaan UMKM didorong oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen mikro sebesar 39,77 persen.
Baca SelengkapnyaSebanyak 29,2 juta pelaku UMKM saat ini belum memperoleh akses pembiayaan dari perbankan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPadahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca Selengkapnya