BPS yakin Indonesia bisa lepas dari jerat impor kedelai
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) yakin Indonesia mampu keluar dari ketergantungan impor kedelai. Keyakinan ini setelah melihat angka produksi kedelai yang saat ini terus naik sejalan dengan komitmen pemerintah menambah lahan tanam.
Kepala BPS, Suryamin menyatakan, pihaknya meramal produksi kedelai 2014 atau ARAM II diperkirakan sebanyak 921,34 ribu ton biji kering. Angka ini meningkat sebanyak 141,34 ribu ton atau 18,12 persen dibanding tahun lalu.
"Peningkatan produksi diperkirakan terjadi karena kenaikan luas panen seluas 61.010 hektar atau 11,08 persen. Kenaikan produktivitas sebesar 0,90 kuintal per hektar," ujarnya saat jumpa pers di Kantornya, Jakarta, Senin (3/11).
Daerah terbesar penyumbang produksi kedelai antara lain Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Lampung.
"Aceh meningkat pada tahun ini menjadi 64.258 ton dari 45.027 ton tahun lalu. Jawa Barat menjadi 108.029 ton dari 51.172 ton. Jawa Timur menjadi 332.745 ton dari 329.461 ton. Sulsel menjadi 56.126 ton dari 45.693 ton. Serta, Lampung menjadi 13.572 ton dari 6.156 ton," jelasnya.
Seperti diketahui, dua tahun terakhir Indonesia beberapa kali mengalami ancaman krisis kedelai. Medio Juli 2012, Wakil Ketua DPR Pramono Anung bahkan berniat turun ke jalan bersama para produsen tahu dan tempe nasional. Penyebabnya sama, harga kedelai meroket setinggi langit.
Krisis kedelai yang terjadi pada 2012 menyita perhatian semua pihak di negeri ini. Terlebih, tahu dan tempe bisa dibilang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Dua jenis panganan murah meriah itu mendadak sulit dijumpai di pasar tradisional maupun warung kelontong menyusul aksi para produsen yang memilih stop produksi sementara.
Mogoknya produsen tahu tempe sebagai bentuk protes pada pemerintah yang tak kunjung berhasil menstabilkan harga kacang kedelai yang menjadi bahan baku utama membuat tahu dan tempe.
Krisis kedelai tidak hanya terjadi tahun lalu. Awal 2008, tingginya harga kedelai secara tidak langsung 'menghilangkan' tahu dan tempe di pasaran. Pengrajin tahu dan tempe memilih menyetop produksi lantaran beban produksi yang terlalu besar.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produksi PHR di Blok Rokan mencapai 172.710 BOPD, menjadi angka tertinggi sejak alih kelola dan menjadi angka produksi migas tertinggi di Indonesia saat ini.
Baca SelengkapnyaSelanjutya BPOM telah melakukan pembinaan kepada pedangnya untuk tidak menjual produk makanan yang mengandung zat kimia berbahaya.
Baca SelengkapnyaUpaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat ini terdapat berbagai jenis pajak aset kripto yang dikenakan di Indonesia, yaitu pajak penghasilan (PPh), PPN dan pajak tambahan.
Baca SelengkapnyaTingginya biaya distribusi logistik Pemilu di Papua tidak terlepas dari medan terjal
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaKeberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.
Baca SelengkapnyaLuhut meminta BPKP untuk melakukan audit dan tidak segan untuk melaporkan temuan kepada Kepala Negara.
Baca SelengkapnyaSidang pelanggaran etik itu digelar pada hari ini.
Baca Selengkapnya