Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BPS Ungkap Sejumlah Tantangan yang Dihadapi Petani Saat Pandemi

BPS Ungkap Sejumlah Tantangan yang Dihadapi Petani Saat Pandemi Petani. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan ada sejumlah tantangan di sektor pertanian yang harus diatasi agar bisa terus mengalami pertumbuhan positif. Tantangan ini termasuk soal Sumber Daya Manusia (SDM) dan harga jual.

Menurut Suhariyanto, untuk membuat kebijakan yang mendukung sektor pertanian maka pemerintah harus bisa mengidentifikasi sejumlah persoalan dan tantangan yang dihadapi petani.

Di tengah pandemi Covid-19, sektor pertanian memang mengalami pertumbuhan, tapi bebannya menjadi semakin berat. Hal ini disebabkan pengangguran di kota yang disebabkan pandemi kembali ke desa, dan menjadi petani.

Alhasil, jumlah tenaga kerja di pertanian meningkat dari 27,53 persen menjadi 29,76 persen pada tahun lalu.

"Jadi ketika share PDB sektor pertanian hanya 13 persen sementara harus menanggung 29,76 persen tenaga kerja, bisa dibayangkan beban sektor pertanian menjadi berat. Dengan membaginya, kita bisa melihat bahwa produktivitas pertanian juga akan semakin menurun," jelas Suhariyanto dalam diskusi INDEF "Daya Tahan Sektor Pertanian: Realita Atau Fatamorgana?" pada Rabu (17/2).

Di sisi lain, SDM di sektor pertanian kurang menguntungkan karena mayoritas didominasi pendidikan rendah. Berdasarkan data BPS, 24,93 juta orang (65,23 persen) berpendidikan SD ke bawah, SMP 6,79 juta (17,77 persen), SMA dan SMK sebanyak 5,80 juta orang (15,18 persen), dan lulusan diploma ke atas tidak sampai satu juta atau tepatnya 0,70 juta orang (1,82 persen).

Dari sisi umur juga banyak sekali tenaga kerja berumur yang sudah tidak produktif. Tenaga kerja pertanian didominasi berusia 45-59 tahun sebanyak 12,38 juta orang (32,39 persen), usia 30-44 tahun sebanyak 11,14 juta, usia 60 tahun ke atas 8,09 juta (21,17 persen), dan kurang dari 30 tahun 6,61 juta (17,29 persen).

"Jadi ini perlu jadi perhatian, bahwa sektor ini didominasi mereka yg kurang berpendidikan dan sudah lanjut usia. Sehingga ke depan, kita perlu mencari cara bagaimana generasi muda bisa masuk ke sektor pertanian," tutur Suhariyanto.

Selanjutnya

Persoalan lain yaitu harga yang selalu jatuh saat panen, sehingga petani dirugikan. Hal ini harus menjadi perhatian untuk menjaga harga agar petani tidak rugi saat panen.

Tantangan lain yaitu nilai tukar petani yang rendah. Peningkatan produksi pertanian, kata Suhariyanto, ternyata tidak membuat pendapatan petani meningkat. Nilai tukar petani ini menunjukkan nilai tukar daya beli produk pertanian terhadap harga yang dibayar petani.

"Pada 2020, secara umum nilai tukar pertanian memang naik dibandingkan 2019, tapi kenaikannya hanya 0,74 persen," sambungnya.

Persoalan lain yang menjadi perhatian adalah upah nominal petani yang masih rendah. Selain itu, disparitas kemiskinan perkotaan dan pedesaan masih tinggi. Berdasarkan data BPS, sebagian besar rumah tangga miskin bekerja di sektor pertanian degan persentase sebesar 46,30 persen.

Reporter: Andina Librianty

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni

Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras

Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kucurkan Bantuan Pangan: Hampir Semua Negara Gagal Panen, Harga Beras Naik
Jokowi Kucurkan Bantuan Pangan: Hampir Semua Negara Gagal Panen, Harga Beras Naik

Jokowi selalu menekankan kepada para petani agar meningkatkan produktivitas padi.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Melonjak Tajam, Daya Beli Petani Jadi Lebih Baik?
Harga Beras Melonjak Tajam, Daya Beli Petani Jadi Lebih Baik?

Pada Desember 2023, NTP Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kenaikan tertinggi mencapai 2,22 persen dibandingkan NTP provinsi lainnya.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya

Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya