BPS klaim daya beli masyarakat RI masih tinggi
Merdeka.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengklaim daya beli masyarakat masih kuat. Ini terbukti dari kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) yang masih dominan dan semua komponen tidak ada yang negatif.
"Berdasarkan laju pertumbuhan PDB menurut pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh signifikan pada triwulan II-2017, yaitu 4,95 persen yoy. Jika dibanding triwulan I-2017 yang 4,94 persen sekarang ini lebih tinggi sedikit," ujarnya di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Sabtu (12/8).
Suhariyanto menyebut konsumsi rumah tangga menyumbang 2,65 persen terhadap pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2017 yang tercatat 5,01 persen. "Kategori restoran dan hotel tumbuh 5,87 persen sedangkan makanan dan minuman 5,24 persen," jelasnya.
Selanjutnya, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga tercatat menguat, yaitu 5,35 persen yoy pada triwulan II 2017. "Pertumbuhan itu didorong oleh investasi bangunan, kendaraan, dan peralatan lain," pungkas Suhariyanto.
Perlu diketahui, realisasi belanja pemerintaj untuk belanja modal juga tercatat meningkat dibandingkan dengan triwulan kedua tahun lalu. Belanja mod pemerintah yang cukup bagus ini akan memberikan sinyal positif kepada swasta.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan data BPS mencatat beras dan rokok sebagai pengeluaran terbesar dalam rumah tangga.
Baca SelengkapnyaRasio pajak adalah perbandingan atau persentase penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) nominal suatu negara.
Baca SelengkapnyaSesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaSebagian besar pengeluaran ini digunakan untuk membeli makanan dan minuman jadi, ikan, telur dan susu serta sayuran.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaKenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaBeras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca Selengkapnya