BPS catat inflasi Juni 2016 sebesar 0,66 persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juni 2016 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen. Adapun tingkat inflasi untuk tahun kelender (Januari - Juni) 2016 tercatat 1,06 persen.
Tingkat inflasi secara tahun ke tahun (Juni 2015 terhadap Juni 2016) tercatat sebesar 3,45 persen. Sementara, untuk komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,33 persen di Juni, dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun sebesar 3,49 persen.
"Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) semua kota mengalami inflasi, paling tinggi inflasi di Pangkal Pinang sebesar 2,14 persen dan inflasi terendah di Padang sebesar 0,1 persen," ujar Kepala BPS Suryamin saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (1/7).
Suryamin mengatakan inflasi ini lebih tinggi dibanding inflasi Juni 2015 yang mencapai 0,54 persen. Sektor transportasi penyebab tingginya inflasi Juni 2016 sebesar 0,63 persen.
"Tahun ini lebih moderat, karena tahun ini full bulan puasa, sudah mulai banyak mudik, sehingga transportasi menyebabkan inflasi," ucapnya.
Beberapa komoditas penyumbang inflasi ialah bahan makanan sebesar 0,34 persen; Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,11 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,04 persen, sandang 0,04 persen; kesehatan 0,01 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,00 persen; transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,12 persen.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) meyakini sebagian besar harga pangan terkendali pada Juni. Hal ini menjadi dasar Bank Indonesia untuk menetapkan perkiraan angka inflasi sebesar 0,6 persen pada Juni 2016.
Kepala Divisi Assesment Inflasi Bank Indonesia Rizki E Wimanda mengungkapkan pemicu inflasi setidaknya dari beberapa bahan pangan, salah satunya minyak goreng.
"Inflasi 0,6 persen kita perkirakan pada Juni. Itu dipengaruhi dari harga daging sapi, ayam, bawang putih dan minyak goreng," kata Rizki di Gedung Bank Indonesia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPS Catat Harga Tiket Pesawat Turun di Ramadan 2024
Turunnya harga tiket transportasi udara membuat sektor ini mengalami deflasi.
Baca SelengkapnyaData BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaMendag: Inflasi Tahun 2023 Sebesar 2,61 Persen Terendah Sejak Tahun 1999
Kemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Data BPS: Minat Masyarakat Naik Pesawat Belum Tinggi
BPS menjabarkan ada dua faktor penumpang pesawat rendah, padahal maskapai tidak menaikkan harga tiket.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaData BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaData BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar
Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaData BPS: Impor Beras 2023 Terbesar dalam 5 Tahun Terakhir, Didominasi Jenis Beras Patahan
Sebanyak 2,7 juta ton yang diimpor berjenis beras patahan.
Baca Selengkapnya