Bos Pelindo II ungkap butuh Rp 45 T bangun pelabuhan di daerah
Merdeka.com - Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya mengatakan pihaknya akan membuka kesempatan bagi investor asing untuk menanamkan modalnya dalam membangun pelabuhan di Indonesia. Sehingga, pengiriman logistik tidak hanya terpusat di Jawa dan Sumatera, namun merata ke seluruh pelosok di Indonesia.
Dia mencatat, setidaknya dibutuhkan dana sebesar USD 2-3 miliar atau setara Rp 27,1 triliun-Rp 40,5 triliun untuk membangun satu pelabuhan di daerah. Sayangnya, perusahaan pelat merah ini memiliki keterbatasan biaya untuk membangun infrastruktur pelabuhan di Indonesia.
"Membangun pelabuhan ini tidak murah. Kalau reklamasi dan semuanya butuh USD 2-3 miliar, ternyata demikian juga dengan pelabuhan. Sedangkan kita punya keterbatasan untuk membiayai. Makanya saya punya pola baru untuk investasi ini," kata Elvyn di Jakarta, Kamis (24/11).
Dia menjelaskan, perdagangan di Indonesia saat ini masih terfokus di Jawa dan Sumatera, sehingga barang-barang yang ada sulit untuk masuk ke kawasan Indonesia Timur. Sebab, operator distribusi hanya bisa membawa barang dari Jakarta ke kawasan Timur seperti Sorong, Papua. Sementara dari Sorong ke Jakarta hanya sedikit barang yang bisa diangkut.
Selain itu, mayoritas pelabuhan di Timur Indonesia tidak sesuai dalam hal fasilitas pelabuhan dan kedalaman laut. Hal ini membuat kapal tidak bisa berlabuh, dan bersandar jauh dari pelabuhan.
Dengan demikian, dia berharap investasi asing bisa menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh pelabuhan. Meski begitu, hal ini tetap memerlukan sejumlah persyaratan tertentu, sehingga tidak semua pengelolaan jatuh ke tangan asing.
"Misalnya mereka mengelola hingga 10-15 tahun di Indonesia kemudian nanti masuk lagi ke kita. Tidak semua bisa menjadi pengelola pelabuhan, minimal modal USD 1 triliun. Makanya tidak banyak pelabuhan kita dimintai swasta, makanya harus ada akses lebih mudah ke swasta," imbuhnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaBulog Gandeng Pelindo Tingkatkan Pelayanan Bongkar Muat Komoditas Pangan
Perum Bulog menjalin kerjasama kemitraan strategis bersama Pelindo.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil: Ada Investor Asing Masuk IKN Bawa Uang Rp50 Triliun
Pemerintah akan membuka investasi untuk asing di IKN pada tahap kedua.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPemilu Berjalan Sukses, Jokowi Ingin Investor Lebih Banyak Tanam Modal di Indonesia
Diakui Jokowi, banyak investor yang memilih untuk menunggu untuk berinvestasi di Indonesia saat pemilu 2024 berlangsung.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Otorita IKN: Target 2024 Rp100 Triliun Investasi
Pemilu 2024 diyakini tidak akan mengganggu investor yang masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaJual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau
Sejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Beri Sinyal Bakal Larang Perusahaan BUMN Jalankan Bisnis Hotel
Prabowo menilai, dukungan terhadap keberlangsungan bisnis sektor swasta akan mendorong aliran modal masuk ke Indonesia lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaInvestasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas
Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca Selengkapnya