Bos Bank Mandiri bungkam soal pencaplokan BTN 'di bawah meja'
Merdeka.com - Isu penyerahan saham pemerintah di Bank Tabungan Negara (BTN) pada Bank Mandiri semakin kencang berhembus. Kabar itu makin kuat setelah Direktur Utama BTN Maryono membenarkan bahwa pemerintah akan melepas 60,14 persen sahamnya di bank tersebut pada 21 Mei 2014 atau bertepatan dengan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BTN.
Rencana ini dilakukan tanpa pembicaraan dengan direksi BTN. Serikat Pekerja BTN menyebut langkah pemerintah ini sebagai kebijakan 'di bawah meja' lantaran tidak dilakukan secara transparan. Padahal BTN perusahaan terbuka.
Direktur Utama Bank Mandiri Tbk (BMRI) Budi Gunadi Sadikin enggan mengomentari rencana pemerintah memberikan saham di BTN ke Bank Mandiri. Budi menjelaskan, urusan perubahan komposisi saham dalam perusahaan pelat merah diserahkan ke pemegang saham.
"Tanya pemegang saham dan itu tergantung pemegang saham," ujar Budi Gunadi di BPK, Jakarta, Rabu (16/4).
Untuk diketahui, rencana pemerintah membentuk holding bank BUMN semakin terlihat setelah muncul kabar pelepasan saham pemerintah di BTN kepada Bank Mandiri pada semester pertama tahun ini.
Menurut sumber merdeka.com, rencana konsolidasi kedua bank tersebut telah dibahas sejak Tanri Abeng menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara.
Alasan menjual ke Bank Mandiri, karena inti bisnis BTN yaitu pembiayaan perumahan sejalan dengan Mandiri. "Akan diambil BMRI, kan BMRI juga punya kredit rumah. Jadi masih inline (sesuai-red)," ujar sumber merdeka.com yang berada di pemerintahan, Selasa (15/4).
Dia mengatakan rencana pelepasan saham pemerintah tersebut diagendakan dalam RUPS Luar Biasa pada Mei mendatang. Untuk diketahui, pemerintah menguasai saham BTN sebesar 60,14 persen, sedangkan 39,86 persen dimiliki oleh masyarakat.
Rencana pelepasan saham pemerintah tersebut tertuang dalam surat Kementerian BUMN tertanggal 11 April nomor SR-161/MBU/04/2014 ditujukan kepada Direktur Utama. Isinya menambahkan agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan yang akan digelar Mei 2014 persetujuan prinsip atas perubahan pemegang saham perseroan.
Dirut BTN Maryono tidak menyebut pihak mana yang akan mengambil saham pemerintah di bank tersebut. "Oh itu iya (pelepasan saham pemerintah). Itu inisiatif dari pemegang saham," katanya.
Maryono mengakui dirinya telah menerima surat dari Kementerian BUMN. Isinya, meminta direksi BTN memasukkan agenda pelepasan saham pemerintah dalam RUPSLB 21 Mei mendatang.
"Mengenai pemindahan saham itu kewenangan pemegang saham, manajemen fokus mengenai kinerja gitu," ujar Maryono
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaSitus pencarian kerja Linked In menobatkan Bank BTN sebagai perusahaan dengan pengembangan terbaik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan, selain mengurus aspek pembiayaan ke UMKM, BRI juga turut melakukan pendampingan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.
Baca SelengkapnyaBudi menjelaskan, hal ini terjadi sebelum nama Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) berubah menjadi BAKTI.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaSesaat setelah pensiun dini dari bank, orang tuanya sempat khawatir karena dia belum bekerja lagi dan bisnis yang dijalankan belum jelas nasibnya
Baca SelengkapnyaAliong Mus pun mengucapkan rasa terima kasih kepada narasumber atas kesediaanya memberikan materi
Baca Selengkapnya