Bos BNI: Bank Mandiri-BNI digabung masih kelas bulu juga
Merdeka.com - Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Gatot Suwondo terus menyuarakan penolakan atas rencana pemerintah melebur institusinya dengan Bank Mandiri. Menurutnya, penggabungan itu belum membuat perbankan Indonesia naik kelas di tingkat internasional.
"Modal Rp 800 triliun digabung dengan Rp 400 triliun digabung jadi Rp 1200 triliun, masih kelas bulu juga, DBS (bank Singapura) itu Rp 3500 triliun, jadi belum masuk kelas berat juga," ujar ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) itu di Jakarta, Rabu (18/2).
Menurutnya, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tak tepat dijadikan alasan penggabungan dua bank terbesar nasional itu.
"Tujuan MEA itu untuk demi kesejahteraan di seluruh negara Asean, jadi itu bukan sebagai ajang persaingan, kami melihat ini sebagai ajang kerja sama untuk mencapai kesejahteraan itu," kata Gatot.
Senada, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan mengatakan peleburan BNI-Bank Mandiri bukan langkah tepat. Dia malah menyarankan agar pemerintah mendorong perbankan melakukan konsolidasi manajemen agar lini bisnisnya lebih kuat.
"Menurut saya saat ini masih terlalu beresiko untuk hal itu, selain belum tentu akan menjadi lebih baik, itu sosial cost-nya sangat besar," katanya.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Langkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaBank Rakyat Indonesia (BRI) menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Demak.
Baca SelengkapnyaPada RUPS tahunan menyepakati perombakan susunan direksi dan komisaris BNI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.
Baca SelengkapnyaAtap ambruk diduga tak kuat menahan tingginya debit air hujan yang mengguyur Bogor sejak Kamis dini hari.
Baca SelengkapnyaNasabah dapat melakukan transaksi penukaran mata uang asing dengan harga yang kompetitif.
Baca SelengkapnyaSejak September 2018 hingga Januari 2019, ketiga berhasil melakukan pinjaman fiktif menggunakan data 14 sekolah.
Baca SelengkapnyaBank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.
Baca SelengkapnyaDengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca Selengkapnya