Bos BI: Tingkat Literasi Masyarakat Ekonomi Syariah Meningkat Jadi 20,1 Persen
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo melaporkan tingkat literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah saat ini terus meningkat. Di mana dari sebelumnya hanya 16,3 persen, kini meningkat menjadi 20,1 persen.
"Sebagai hasil edukasi yang semakin luas secara berjamaah, hasil survei tahun ini menunjukkan peningkatan tingkat literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah meningkat," kata Perry dalam laporan pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8 Tahun 2021, Rabu (27/10).
Selain peningkatan literasi masyarakat, kabar baik lainnya adalah penerbitan Indonesia Halal Market Report 2021. Dalam report ini memaparkan peluang-peluang perdagangan dan investasi industri halal di Indonesia. Di mana potensi dari kegiatan tersebut cukup besar.
"Berdasarkan estimasi perdagangan internasional produk halal Indonesia dapat menyumbangkan sampai dengan USD5,1 miliar per tahun," kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk, Hery Gunadi Sadikin mengatakan, peningkatan literasi keuangan dan perbankan syariah di Indonesia menjadi pekerjaan rumah yang besar. Prosesnya tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, mengingat indeks literasinya masih di bawah 9 persen.
"Sekarang ini banyak PR besar dalam hal peningkatan literasi keuangan dan perbankan syariah di Indonesia yang harus diselesaikan bersama-sama," kata Hery dalam pembukaan Penandatanganan MoA Strategic Sharia Banking Management (SSBM), Jakarta, Rabu (22/9).
Dalam catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan dan perbankan syariah di Indonesia masih jauh tertinggal dengan literasi keuangan dan perbankan konvensional yakni 40 persen. Hal ini menyebabkan inklusi keuangan syariah juga rendah, yakni hanya 9,1 persen. Jauh tertinggal dari inklusi keuangan konvensional yang mencapai 76,72 persen.
"Angka ini menyebabkan inklusi keuangan syariah hanya 9,1 persen, jauh tertinggal dari inklusi keuangan dan perbankan konvensional yang mencapai 76,72 persen," kata dia.
Tak hanya itu, dampak lanjutan dari rendahnya inklusi keuangan yang rendah tersebut pada pangsa pasar keuangan syariah di Indonesia. Dibandingkan dengan negara-negara lain Indonesia kata Hery sangat amat jauh. Padahal Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk beragama islam di dunia.
"Hal ini menyebabkan kita tertinggal dari negara lain dalam hal market share," kata dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaMelalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaHal tersebut membuktikan kehadiran BSI sejak 2021 yang diproyeksikan sebagai lokomotif ekonomi syariah tumbuh secara berkelanjutan.
Baca Selengkapnya