Bos BI: Ketegangan Perang Dagang Perlambat Pertumbuhan Ekonomi Sejumlah Negara
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menyoroti adanya peningkatan eskalasi ketegangan hubungan dagang yang mempengaruhi dinamika perekonomian global. Hal itu terjadi sejak dimulainya perang dagang atau trade war antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebut bahwa ketegangan hubungan dagang makin nyata dan menurunkan volume perdagangan dunia. "Dan memperlambat pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara," kata dia, di kantornya, Kamis (20/6).
Imbasnya, perekonomian Amerika Serikat (AS) diperkirakan tumbuh lebih rendah akibat ekspor yang menurun, stimulus fiskal yang terbatas, serta keyakinan pelaku ekonomi yang belum kuat.
"Ekonomi kawasan Eropa juga melambat dipengaruhi ekspor yang melemah, dan permasalahan struktural terkait aging population yang berlanjut," ujarnya.
Selain itu, pertumbuhan China dan India juga melambat akibat penurunan kinerja sektor eksternal serta pelemahan konsumsi dan investasi.
"Pertumbuhan ekonomi yang melambat kemudian mendorong sejumlah bank sentral menerapkan kebijakan moneter yang lebih longgar," ujarnya.
Di samping dampaknya terhadap pertumbuhan, tensi ketegangan hubungan dagang yang makin tinggi memicu ketidakpastian di pasar keuangan global, yang kemudian mendorong aliran modal keluar dari negara berkembang ke negara maju (flight to quality).
"Perkembangan ekonomi dunia ini memberikan tantangan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga arus masuk modal asing," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaTren perbudakan di Amerika kemudian berhenti di abad ke-18.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca Selengkapnya