Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bos BI beberkan 3 sumber ketidakpastian global hingga ganggu nilai tukar

Bos BI beberkan 3 sumber ketidakpastian global hingga ganggu nilai tukar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. ©2018 Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) melalui BI Institute kembali menggelar konferensi internasional Call For Papper ke-12 di Bali. Konferensi yang membahas jurnal atau riset mengenai ekonomi moneter bertaraf internasional ini akan dirangkum dalam Bulletin of Monetary Economics and Banking, sekaligus jadi referensi kebijakan bank sentral.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, topik diangkat kali ini ialah menjaga stabilitas dan memperkuat momentum pertumbuhan di tengah ketidakpastian global. Topik ini dinilai sangat cocok untuk menjawab tantangan yang dihadapi negara berkembang dalam beberapa periode terakhir dan diprediksi masih akan terus berlanjut.

"Saat ini setidaknya ada tiga poin penting mengenai ketidakpastian global yang tengah dihadapi seluruh dunia," kata Perry di Bali, Kamis (30/8).

Ketidakpastian pertama, yaitu pertumbuhan ekonomi global yang saat ini hanya bertumpu pada Amerika Serikat (AS). Pertumbuhan ekonomi yang kuat saat ini hanya terjadi di AS saja.

"Sejumlah negara lain pertumbuhan menurun, kita sebut ekonomi dunia tidak didukung pertumbuhan merata. Ini salah satu menjadi sumber ketidakpastian. Apa ini terus berlanjut apa bagaimana itu tidak pasti," jelas Perry.

Ketidakpastian yang kedua, masih datang dari AS yaitu suku bunga acuan The Fed alias bank sentral AS. Menurut Perry, bank sentral AS akan menaikkan suku bunga empat kali di tahun ini. Hingga kini, The Fed telah menaikkan suku bunga dua kali.

"The Fed mungkin menaikkan suku bunga dua kali lagi, kemungkinan September. Ini menimbulkan investor global menarik dana dari negara berkembang terjadilah capital outflow. Mereka lebih menanamkan modal di Amerika Serikat. Dan ini juga menjadi salah satu sumber nilai tukar di belahan dunia melemah. Banyak negara mengalami tekanan nilai tukar," imbuhnya.

Terakhir, sumber ketidakpastian global adalah perang dagang AS dengan China, Eropa, Kanada dan Turki. Ketegangan ini menimbulkan ketidakpastian ekonomi global dan investor semakin tidak pasti semakin menarik dana mereka dari emerging market

"ini menimbulkan tekanan tekanan nilai tukar dan ekonomi di belahan dunia," tandasnya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India
Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.

Baca Selengkapnya
Kisah Bisnis Budak Jadi Usaha Menguntungkan, Lahirkan Banyak Konglomerat
Kisah Bisnis Budak Jadi Usaha Menguntungkan, Lahirkan Banyak Konglomerat

Tren perbudakan di Amerika kemudian berhenti di abad ke-18.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.

Baca Selengkapnya