Bisnis perumahan mewah anjlok, pengembang incar rumah murah
Merdeka.com - Bisnis perumahan mewah di Sumatera Selatan menurun hingga 40 persen pada semester I-2015. Ini terjadi sebagai dampak dari pelemahan ekonomi yang sedang melanda masyarakat.
Ketua DPD Real Estate Indonesia, Herryadi Bengawan mengatakan, kondisi ini membuat kalangan pebisnis perumahan kelas menengah dengan harga berkisar Rp 1 miliar ini mulai menjajal rumah murah yang mendapatkan subsidi dari pemerintah.
"Rumah untuk kelas menengah ke atas, bisa dikatakan lagi benar-benar turun hingga 40-50 persen. Sehingga, banyak pengembang memutuskan untuk menghentikan dulu sektor ini, dan mulai membidik pembangunan rumah murah agar aliran dana perusahaan tetap jalan," kata dia seperti dilansir Antara, Sabtu (15/8).
Dalam program rumah murah yang masuk dalam program satu juta rumah hingga akhir 2015 ini pembeli hanya dikenai bunga 5 persen untuk masa pengembalian 20 tahun. Selain itu, uang muka yang dibebankan juga sangat rendah yakni satu persen dari harga rumah yang berkisar Rp 105 juta hingga Rp 110 juta.
Faktor pendukung lain yakni segmen rumah murah ini relatif tidak terkena dampak pelemahan ekonomi karena memiliki penghasilan tetap. Pemerintah mengalokasikan program ini untuk PNS, TNI, Polri, dan karyawan swasta dengan gaji maksimal Rp 4 juta.
"Saat ini Kota Palembang sangat potensial sekali untuk pembangunan rumah murah karena masih terdapat beberapa lokasi murah di pinggiran kota," kata dia.
Dengan harga lahan yang masih relatif murah, dan didukung subsidi berupa pemotongan harga hingga 95 persen untuk membuat IMB, dan bantuan infrastruktur layanan air bersih PDAM, dan listrik PLN, maka pengembang akan mendapatkan selisih (untung) yang cukup untuk tetap bertahan dalam kondisi pelemahan ekonomi saat ini.
"REI akan mendekati pemerintah kabupaten/kota untuk segera merealisasikan pembangunan infrastruktur jalan menuju area perumahan baru," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat hingga 2022 ada sekitar 12,71 juta backlog rumah.
Baca SelengkapnyaAda bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di kampung halaman, dia berhasil mendirikan rumah mewah dua lantai.
Baca SelengkapnyaSejumlah perusahaan yang turut membangun hunian, antara lain Konsorsium Nusantara dan Pakuwon yang membangun apartemen dan rumah tapak.
Baca SelengkapnyaBerawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami
Baca SelengkapnyaIa berhasil membeli tanah, membangun rumah, hingga membeli mobil
Baca SelengkapnyaBukan tanpa alasan, baru-baru ini keduanya memamerkan rumah mewah mereka yang bernilai miliaran rupiah, sangat berbeda dari rumah mereka sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKisah sukses seorang TKW di Arab Saudi bangun bisnis di kampung halaman.
Baca Selengkapnya