Biaya Logistik Jadi Penyebab Daya Saing Ekonomi RI Turun
Merdeka.com - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, tingginya biaya logistik di Indonesia berdampak pada penurunan daya saing. Sehingga membuat para investor pun enggan datang ke Indonesia, mengingat banyak negara-negara lain yang dipercayai lebih murah.
Seperti diketahui, posisi daya saing Indonesia saat ini berada di tingkat 50, turun 5 angka dibandingkan tahun 2018 lalu yang berada di posisi ke-45.
"Karena biaya logistik tinggi, pendapatan investor harus berkorban (berkurang) maka dia akan pindah ke negara lain maka intinya biaya logistik Indonesia harus dipangkas," kata dia saat ditemui di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (16/10).
Dia mengakui, beban biaya logistik di Indonesia saat ini masih cukup besar jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Posisi Indonesia saat ini mencapai 24 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), berbeda dengan Vietnam 20 persen, Thailand, 15 persen, Malaysia 13 Persen dan Jepang 8 persen.
"Biaya logistik juga masih tinggi yakni terhadap PDB 24 persen maka susah untuk investasi baru di Indonesia bayangkan bapak ibu pengusaha ketika biaya logistik 24 persen. Tapi kenapa harus jadi perhatian karena komplain bapak ibu kan logistiknya jelek," imbuhnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Perhubungan, Carmelita Hartoto mengatakan tantangan yang masih dihadapi di sektor transportasi yakni masalah efisiensi serta beban biaya logistik yang dinilai masih tinggi. Di mana beban logistik berada di 24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Pastinya akan berdampak pada daya saing kinerja kita. Untuk itu perbaikan kinerja logistik nasional tidak bisa hanya melihat kesuksesan negara lain tapi harus mencari solusi dan berbenah dengan mengikuti perkembangan teknologi. Ini tidak lepas dari kinerja kita yang menginginkan logistik lebih efisien," tandas dia.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu penyebab tingginya biaya logistik nasional karena belum ada konektivitas antara pelabuhan dengan perusahaan logistik.
Baca SelengkapnyaTingginya biaya distribusi logistik Pemilu di Papua tidak terlepas dari medan terjal
Baca SelengkapnyaMenurut Akbar Djohan, pembenahan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam industri logistik menjadi fokus penting.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.
Baca SelengkapnyaBadan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaKenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnya