BI Tahan Suku Bunga, Menko Darmin Sebut Situasi Saat Ini Jauh Lebih Tenang
Merdeka.com - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyebut bahwa kebijakan Bank Indonesia untuk menahan suku bunga acuan 6 persen bulan ini sesuai dengan kondisi saat ini. Menurutnya, situasi ekonomi RI saat ini sudah mulai stabil setelah diguncang berbagai faktor internal dan eksternal beberapa bulan belakangan.
"Itu bisa gampang indikatornya kalau kalian lihat. Angkanya seperti apa, paling tidak kursnya tidak melemah, arahnya. Sehingga situasinya jauh lebih tenang," ujar Menko Darmin saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (17/1).
Menko Darmin melanjutkan, ditahannya suku bunga acuan bank sentral juga dipengaruhi oleh Amerika Serikat. Di mana, negara Paman Sam tersebut memberi sinyal akan lebih bersabar dalam menaikkan suku bunga. Faktor lain adalah capital inflow (arus modal) yang mulai masuk ke dalam negeri.
"Ya iya orang Amerika juga tidak bergerak kenapa jadi pusing, ialah. Dan, capital inflow kan jalan," jelasnya.
Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan, pemerintah saat ini mulai mencari kebijakan baru untuk mendongkrak ekspor Indonesia yang mengalami pelemahan tahun lalu. "Kita sudah mulai bisa menyusun kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan untuk ekspor."
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Januari 2019 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan pada angka 6 persen. Bank Indonesia juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5,25 persen dan Lending Facility 6,75 persen.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 16-17 Januari 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day repo" ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo di Kantor BI, Jakarta, Kamis (17/1).
Perry menjelaskan keputusan tersebut sejalan dengan upaya pemerintah menurunkan defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) ke dalam batas yang aman.
"Dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik," ujarnya.
Bank Indonesia juga terus menempuh strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas, baik di pasar Rupiah maupun pasar valas (valuta asing) sehingga dapat mendukung terjaganya stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat pertahanan eksternal termasuk untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan sehingga turun menuju ke kisaran 2,5 persen terhadap PDB pada tahun 2019," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dicurhati Emak-Emak Kondisi Becek, Gibran Janji Revitalisasi Pasar Minggu
Selain revitalisasi, Gibran juga akan fokus mengendalikan harga bahan pokok apabila menjadi wakil presiden.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran Menang pilpres, Kadin: Kondisi Harus Tetap Stabil dan THR Cair Pekan Depan
Kondisi ini yang menjadi kunci utama stabilitas ekonomi menjelang pencairan THR
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu
Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaStok Beras Bulog 1,4 Juta Ton, Aman untuk Libur Natal dan Tahun Baru
Pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaBlusukan di Pasar Sungai Ringin Sekadau, Jokowi Temukan Kenaikan Harga Bahan Pokok
Jokowi menemukan harga beras di Pasar Sungai Ringin berada pada tingkat yang wajar.
Baca SelengkapnyaSambut Tahun 2024, Bupati Tamba Optimis Jembrana Emas 2026 Bakal Terwujud
Indikatornya antara lain adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencapai Rp 700 Miliar.
Baca SelengkapnyaBawaslu Ungkap Daftar Indikator Kerawanan yang Paling Banyak Terjadi di TPS
Bawaslu memaparkan tujuh indikator kerawanan yang paling banyak terjadi di tempat pemungutan suara (TPS).
Baca Selengkapnya