BI pede ekonomi Indonesia kuat hadapi dampak kenaikan bunga The Fed
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) percaya ekonomi Indonesia kuat menghadapi dampak dari kenaikan suku bunga The Fed. Bank sentral melihat inflasi Indonesia yang terjaga membuat pihaknya optimistis walau suku bunga The Fed menanjak.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, selain inflasi yang sesuai target, faktor pendukung lain ialah membaiknya defisit transaksi berjalan Indonesia. Ditambah dukungan pemerintah yang berkomitmen untuk terus melakukan reformasi struktural.
"Ini akan membuat iklim investasi di semester II membaik. Jadi secara umum kita membaik," ujar Agus saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (30/5).
Agus menambahkan, dunia saat ini tengah diliputi ketidakpastian dikarenakan suku bunga The Fed. "Fed fund rate terakhir ini lebih ada ketidakpastian setelah sebelumnya ada pernyataan yang kayaknya tidak akan dilakukan. Namun, belakangan ini ada pernyataan-pernyataan kuat bahwa akan dinaikan," jelas dia.
Namun, Agus mengingatkan semua pihak tidak terlena dan tetap waspada akan potensi dampak buruk dari rencana kenaikan suku bunga The Fed.
"Kalau Indonesia ada tekanan kita dapat memahami karena ekonomi Indonesia kan transaksi berjalannya defisit," pungkas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaThe Fed diperkirakan tak akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat yang menjadi harapan banyak pihak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaInvestor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca Selengkapnya