Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BI bakal naikkan suku bunga acuan, ini kata Bos BTN

BI bakal naikkan suku bunga acuan, ini kata Bos BTN Direktur Utama BTN Maryono. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Rencana Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate dinilai dapat menekan pelemahan Rupiah terhadap Dollar AS. Namun demikian, hal tersebut dapat dilakukan apabila bank sentral sudah tidak memiliki pilihan lain.

"Kalau menurut kami itu adalah satu satunya, andai cara yang lain belum bisa dilakukan. Ya saya kira pasti akan ke arah meningkatnya suku bunga," ujar Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono di Gedung BTN, Jakarta, Senin (14/5).

Pelemahan Rupiah terus terjadi dalam beberapa waktu belakangan bahkan sempat menyentuh level Rp 14.000 per USD. Bank Indonesia pun telah melakukan berbagai intervensi salah satunya dengan melepas cadangan devisa ke pasaran.

Lebih lanjut, Maryono menambahkan, pihaknya belum dapat memprediksi berapa besaran basis poin kenaikan suku bunga yang harus dilakukan agar Rupiah kembali normal. Dia mengatakan, Bank Indonesia pasti memiliki pertimbangan nilai yang tepat.

"Iya itukan policy yang akan di lakukan BI. Banyak cara yang akan dilakukan di dalam membuat suatu policy untuk antisipasi turunnya nilai Rupiah. Antara lain menaikkan bunga acuan BI rate. Tapi itu (besarannya) Bank Indonesia nanti yang tentukan," jelasnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga acuan. Hal ini sebagai respons untuk mengendalikan nilai tukar Rupiah yang tengah melemah hingga tembus 14.000 per USD.

Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan, hal tersebut akan dibahas dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada pertengahan bulan ini. "BI kan sudah sampaikan bahwa nanti di RDG tanggal 16-17 Mei ada RDG bulanan untuk tentukan arah kebijakan moneter," ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (8/5).

Dalam memutuskan kenaikan suku bunga acuan, BI akan melihat data-data yang ada, mulai dari inflasi hingga pergerakan arus modal global. Kebijakan bank sentral AS juga akan dijadikan bahan pertimbangan.

"Dan BI sudah sampaikan di pers rilis bahwa BI akan melihat kepada data untuk inflasi, ekspor impor, neraca pembayaran. Tentu kita juga lihat bagaimana arus modal di dunia, kita juga lihat bagaimana arah kebijakan AS yang akan naik Juni," kata dia.

Selain itu, BI juga akan melihat bagaimana pergerakan suku bunga acuan di negara-negara lain. Diakui Mirza, saat ini sejumlah negara telah menaikkan suku bunganya sebagai respons atas kebijakan bank sentral AS.

"Juga suku bunga negara tetangga. Malaysia naik, Korea naik, Australia naik. Nanti kita akses. Kalau memang diperlukan kenaikan suku bunga ya kita harus melakukan adjusment," ungkap dia.

Dengan upaya yang dilakukan BI serta adanya langkah dari pemerintah, dia berharap nilai tukar Rupiah bisa kembali menguat, di bawah 14.000 per USD. "(Rupiah bisa di bawah 14.000?) Bisa," tandas dia.

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Baca Selengkapnya
BTN Siapkan Uang Tunai Rp39 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran 2024

BTN Siapkan Uang Tunai Rp39 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran 2024

Adanya peningkatan alokasi uang tersebut sejalan dengan proyeksi peningkatan transaksi masyarakat selama hari raya Idul Fitri 2024.

Baca Selengkapnya
BSI Siapkan Uang Tunai Rp45 Triliun untuk Penukaran Uang Baru

BSI Siapkan Uang Tunai Rp45 Triliun untuk Penukaran Uang Baru

Bank Syariah Indonesia menyiapkan dana Rp45 triliun untuk kebutuhan nasabah selama bulan Ramadan hingga lebaran.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya
RUPST Bank Bengkulu Angkat Beni Harjono Jadi Dirut, Bank BJB: Kinerja Positif Harus Terus Ditingkatkan

RUPST Bank Bengkulu Angkat Beni Harjono Jadi Dirut, Bank BJB: Kinerja Positif Harus Terus Ditingkatkan

Bank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.

Baca Selengkapnya
BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos

BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos

Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.

Baca Selengkapnya